Kamis, 09 Juni 2016

EKONOMI PERUSAHAAN PETERNAKAN
ANALISIS KEUANGAN UNIT USAHA PEMBIBITAN DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI KUD “MAJU MAKMUR” DESA KRAJAN, KECAMATAN JATINOM, KABUPATEN KLATEN,
PROVINSI JAWA TENGAH


LOGO UNDIP.jpg


Disusun oleh :
Kelompok VIA
Nurul Istiqomah                    23010113120008
Rilo Aji Pambudi                  23010113120018
Boedy Soerya Pralaya          23010113120027
Andi Mulyadi                                    23010113120037
    Nunik Ita Varianti                23010113120046













FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

LEMBAR PENGESAHAN

Judul                           : LAPORAN  RESMI PRAKTIKUM            EKONOMI PERUSAHAAN PETERNAKAN
                                                                                     
Kelompok                   : VIA  (ENAM)A

Program Studi            : S1-PETERNAKAN

Fakultas                      : PETERNAKAN DAN PERTANIAN

Tanggal Pengesahan  :        JANUARI  2015


Mengetahui,
Koordinator Kelas Praktikum
Ekonomi Perusahaan Peternakan





Sandhy Puspitasari
NIM. 23010111130077
Asisten Pembimbing Praktikum
Ekonomi Perusahaan Peternakan





Ridha Pramesthi
NIM. 23010111120043



Dosen Pembimbing
Mata Kuliah Ekonomi Perusahaan Peternakan






Dr. Ir. Edy Prasetyo, M.S.
NIP. 19570226 198603 1 002


 

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan atas  kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyampaikan terimakasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Perusahaan Peternakan. Koordinator Kelas Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan. Asisten Pembimbing yang telah membimbing dan membantu kami selama praktikum berlangsung hingga penyusunan laporan praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan ini selesai.
Kami menyadarai bahwa dalam laporan ini masih banyak terdapat kesalahan, kelemahan dan kekurangan baik dalam penyataan, isi dan penjelasan.  Penulis menyadari keterbatasan wawasan yang kami miliki. Untuk itu dimohon bagi para pembaca untuk memberikan kritik dan saran sebagai penyempurnaan laporan berikut.Harapan kami semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Demikian kata pengantar dari penulis, penulis menyampaikan terimakasih atas perhatian dan koreksi dari berbagai pihak.

                                                                                   Semarang,   Desember 2014
           

                                                                                                 Penulis

 

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

                                                           Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

 






DAFTAR TABEL


Nomor                                                                                                             Halaman

1.         Laporan Keuangan.............................................................................      22
2.         Daftar Investasi..................................................................................      22
3.         Biaya Produksi...................................................................................      22
4.         Daftar Penerimaan .............................................................................      22
5.         Daftar Pendapatan..............................................................................      22
6.         Biaya Tetap.........................................................................................      22
7.         Biaya Hasil.........................................................................................      23
8.         Daftar Penyusutan..............................................................................      23
 



DAFTAR LAMPIRAN

 

Nomor                                                                                                             Halaman

1.         Investasi...........................................................................................        22
2.         Rincian Biaya...................................................................................        22
3.         Daftar Penyusutan............................................................................        23
4.         Neraca..............................................................................................        23
5.         Dokumentasi....................................................................................        24

 






BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah aktivitas jenis usaha atau bisnis yang dijalankan oleh suatu perusahaan, memiliki tujuan yang akan diperoleh dari pemilik atau manajemen sebuah perusahaan. Pemilik perusahaan menginginkan laba atau keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankan, karena setiap pemilik menginginkan modal yang telah ditanamkan dalam usahanya segera cepat kembali. Selain itu, pemilik perusahaan sangat mengharapkan adanya hasil atas modal yang ditanamkan. Selanjutnya pemilik perusahaan menginginkan bahwa usaha yang dijalankan nantinya tidak hanya untuk satu periode kegiatan saja artinya harus melakukan produktivitasnya secara continue. Kemudian, sebuah perusahaan harus mampu untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dalam produknya untuk kebutuhan konsumen. Usaha yang dijalankan diusahakan mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Tujuan dalam praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan adalah mengetahui dan menganalisis laporan keuangan (investasi, biaya produksi, penerimaan dan pendapatan, likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, return on investement, payback period, dan break event point) unit usaha pembibitan dan produksi susu sapi perah KUD “Maju Makmur” Desa Krajan Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.  Manfaat dari praktikum ini adalah dapat menilai kondisi suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu dan mampu memutuskan apakah perusahaan tersebut dapat dilanjutkan atau tidak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1              Perusahaan Peternakan
Perusahaan peternakan merupakan suatu usaha yang dijalankan secara teratur dan terus menerus pada suatu tempat dan dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan komersial yang meliputi kegiatan menghasilkan ternak bibit maupun ternak potong (Sarwono, 1997). Perusahaan di bidang peternakan harus mempunyai struktur organisasi yang jelas, apalagi skala usahanya cukup besar, membutuhkan beberapa posisi atau bagian yang masing-masing bertanggung jawab terhadap tugas yang menjadi kewajibannya (Fadilah, 2013).

2.2              Fungsi Perusahaan

Untuk mencapai tujuan dikenal dua fungsi perusahaan yaitu fungsi operasi dan fungsi menajemen. Bila kedua fungsi tersebut dapat berjalan dengan baik, perusahaan akan dapat menjalankan operasinya dangan lancar, terkoordinasi, dalam rangka mencapai tujuan perusahaan Fuad et al. (2000). Fungsi lainnya dari kegiatan bisnis perusahaan ialah pemasaran dan keuangan.pemasaran berfungsi mencari dan menegembangkan permintaan atas produk yang ditawarkan perusahaan dan menjaga hubungan yangbaik dengan pelanggan atau calon pelanggan. Keuangan berfungsi untuk mendapatkan sumber dana bagi kegiatan perusahaan ini berhubungan satu sama lain dan saling tergantung dalam rangka mencapai tujuan perusahaan (Herjanto, 2008).
3                    Analisis Laporan Keuangan
Merupakan proses untuk membedah laporan keuangan, menelaah masing masing unsure dan menelaah hubungan antara unsure tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan (Arifin, 2007). Tujuan laporan keuangan dapat digunakan untik menilai kewajaran dari laporan keuangan yang disajikan (Sugiono dan Untung, 2008).

2.3.1.   Biaya
            Biaya merupakan jumlah uang yang dibelanjakan agar diperoleh barang atau jasa tertentu. Dapat pula diartikan jumlah total pembayaran yang dilakukan perusahaan atau perseorangan untuk pengadaan faktor-faktor produksi, bahan-bahan baku dan jasa-jasa yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tersebut (Wirasasmita et al., 2002). Biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga (Kuswadi, 2005).

2.3.1.1. Biaya Tetap
         
            Biaya Tetap, biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak berubah dengan adanya output perusahaan (Case dan Fair, 2007). Biaya tetap (fixed cost) adalah bagian dari biaya total yang tidak berubah meskipun jumlah penggerak biaya berubah dalam rentang yang relevan (Blocher et al. 2007).



2.3.1.2. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah perubahan pada biaya total yang dihubungkan dengan tiap perubahan pada jumlah (volume) output (Blocher et al.  2005). Biaya variabel adalah biaya yang tergantung pada tingkat suatu output yang dipilih (Case dan Fair, 2007).

2.4.                 Penerimaan
Penerimaan adalah sumber daya yang masuk ke perusahaan dalam satu periode, dengan kata lain penerimaan tersebut adalah penerimaan dari hasil penjualan barang atau jasa yang tidak mencakup dari sumber daya yang diperoleh dari operasi perusahaan (Ahmad dan Epi, 2007). Penerimaan setiap tahun mengalami perubahan, misalnya penyusutan modal melalui penjualan aktiva modal akan menurunkn penerimaan (Bastian,2006).

2.5.                 Pendapatan


Konsep sebuah investasi tidak jauh beda dengan pendapatan, karena berinvestasi harus menginggat adanya pendapatan. Manajemen investasi memberi pengertian bahwa investasi sama dengan menabung. Idealnya sebuah perusahaan menabung 30% dari pendapatan 70% lainya untuk konsumsi (Rahman, 2011). apabila pendapatan adalah peningkatan modal, maka pendapatan tidak dapat diperhitungkan. Kelebihan penerimaan atas pembayaran tidak dapat disebut dengan pendapatan karena penerimaan modal termasuk dalam penerimaan  (Bastian, 2006).
2.6.            Neraca Keuangan
Neraca keuangan sektor publik merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik. Tujuan umum pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informai mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas dari ensitas dalam aktivitasnya untuk mecapai tujuan (Bastian, 2006). Neraca keuangan memuat semua informasi mengenai semua sumber dana dan equity (misalnya, bunga dari kreditor dan pemilik (Rangkuti, 1997).

2.7.            Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu. Laporan laba rugi juga melaporkan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan berikut jumlahnya (nilai uangnya) dalam periode yang sama. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, dikatakan perusahaan dalam kondisi laba (untung). Namun, jika sebaliknya, yaitu jumlah pendapatan leih kecil dari jumlah biaya, perusahaan dalam kondisi rugi (Kuswadi, 2005). Pada dasarnya laporan laba rugi menggambarkan besar jumlah pendapatan dan biaya dalam satu periode dan dapat sebagai informasi keberhasilan atau kegagalan dalam kinerja perusahaan, jika hasil penjumlahan kredit laporan laba rugi yang merupakan total pendapatan lebih besar dari penjumlahan debit laporan laba rugi yang merupakan total beban,maka selisih merupakan laba bersih.jika sebaliknya, maka selisihnya merupakan kerugian bersih (Fess, 2008).
2.8.            Analisis Ratio Keuangan
            Analisis ratio adalah cara menganalisis dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditunjukkan dalam neraca atau laporan laba rugi perusahaan. Analisis rasio-rasio keuangan memudahkan kita mengetahui dalam hal-hal atau bidang-bidang apa, perusahaan sedang meghadapi problem-problem serius, bahkan kritis (jika ada, sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang serius untuk mencegah semakin memburuknya kondisi atau kesehatan perusahaan (Kuswandi, 2006). Analisis ratio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur-unsur dalam laporan keuangan (Sugiono dan Untung, 2008).

2.8.1    Likuiditas
            Likuiditas bertujuan untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau likuiditasnya (Kuswandi,  2006). Apabila perusahaan memiliki aktiva lancar lebih besar daripada utang lancar maka seharusnya perusahaan dapat memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya (Amrin, 2009).




2.8.2        Solvabilitas
            Solvabilitas memberikan gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas dibagi menjadi 3 yaitu rasio kewajiban jangka panjang atas harta, kewajiban jangka panjang atas modal, dan kewajiban jangka panjang atas kapitalisasi (Kuswandi,  2006). Perusahaan dikatakan solvable jika perusahaan mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua utang-utangnya, tetapi jika jumlah aktiva tidak mencukupi untuk membayar utang atau nilainya lebih kecil dari semua utangnya  harus dibayar berarti perusahaan dalam keadaan yang insovabel (Amrin, 2009).

2.8.3    Rentabilitas
            Rentabilitas bertujuan untuk mengukur kinerja perusahaan secara keseluruan dan efisiensi dalam pengelolaan kewajiban dan modal perusahaan tersebut (Sugiono dan untung, 2008). Rentabilitas perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal yang ada di perusahaan (Amrin, 2009).

2.9.             Return on Investment (ROI)
 Return on Investment (ROI) merupakan perbandingan laba berih dan bunga pinjaman dengan modal sendiri dan modal pinjaman (Zaharuddin, 2006). Return on In vestment merupakan salah satu rasio kunci yang sering dimanfaatkan dalam bisnis. Terdapat juga yang memahami ROI sebagai rasio antara laba bersih terhadap total harta (Kuswadi, 2006).

2.10.        Payback Period (PP)

 Payback Period (waktu balik modal) adalah waktu yang digunakan untuk mengembalikan uang yang sudah diinvestasikan. Payback Period umumnya dilakukan dengan membagi modal awal yang dikeluarkan dengan keuntungan perbulan (Rachmadi, 2007). Merupakan suatu periode yang bertujuan untuk menunjukkan berapa lama modal yang ditanamkan dalam proyek tersebut dapat kembali (Rangkuti, 2000).

2.11.        Break Event Point (BEP)
 Break Event Point atau biasa disebut BEP adalah merupakan keadaan yang menggambarkan suatu perusahaan yang tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian (Wicaksono, 2007). BEP adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik, dalam unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan (Prasetya dan Fitri, 2009).




BAB III
MATERI DAN METODE
Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan dilaksanakan pada hari minggu, 30 november 2014 pukul 09.00 – 11.00 WIB. Bertempat di KUD Maju Makmur Pembibitan dan Produksi Sapi Perah yang berlokasi di Desa Krajan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

3.1              Materi

Materi yang digunakan dalam praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan di KUD Maju Makmur Pembibitan dan Produksi Sapi Perah adalah dengan menyiapkan quisioner pertanyaan untuk sebuah perusahaan peternakan, menyiapkan alat tulis untuk mencatat hasil wawancara. Bahan atau narasumber wawancara adalah KUD Maju Makmur Pembibitan dan Produksi Sapi Perah.
    
3.2              Metode
Metode yang dilaksanakan dalam praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan adalah dengan cara pengamatan secara langsung dilapangan dan wawancara dengan pemilik perusahaan peternakan. Serta menghitung analisis data yang sudah ditentukan.




3.3              Metode Analisis Data
3.3.1.      Likuiditas
Likuiditas        =  
3.3.2.      Solvabilitas
Solvabilitas      =

3.3.3.      Rentabilitas
Rentabilitas     =
Keterangan      :
MS       : Modal Sendiri
MA      : Modal Asing
EBIT   : Earning Before Interest and Taxes (laba kotor)

3.3.4.      Return on Investment (ROI)
Return on Investment (ROI)    =


3.3.5.      Payback Period (PP)
Payback Period (PP)   =

3.3.6.      Break Even Point (BEP)
Break Even Point (BEP)         = 


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1              Bentuk Perusahaan


Perusahaan KUD Maju Makmur Pembibitan dan Produksi Sapi Perah yang berlokasi di Desa Krajan Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten merupakan perusahaan yang berbentuk kelompok, berdiri sejak bulan November 2011. Dengan struktur organisasi kelompok yang diketuai oleh bapak Sutomo sebagai penggerak dalam berjalannya perusahaan tersebut, dan diikuti berbagai anggota kelompok tani ternak yang memiliki keahlian dalam bidang ternak. KUD ini lebih memilih pada bangsa sapi Frisien Holstain karena memiliki peluang pasar  pada produksi susu perah di daerah tersebut. Sarana dan prasarana dalam perusahaan ini terbilang sangat lengkap untuk menunjang produktivitas sapi perah.

4.2              Laporan Keuangan
Hasil ratio keuangan digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan antara total aktiva dengan total hutang. dengan mengetahui data keuangan perusahaan dapat terlihat perusahaan tersebut mengalami kenaikan atau mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin (2007) yang menyatakan bahwa analisis keuangan  merupakan proses untuk membedah laporan keuangan, menelaah masing masing unsure dan menelaah hubungan antara unsure tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan. Sugiono dan Untung (2008) menambahkan bahwa tujuan laporan keuangan dapat digunakan untik menilai kewajaran dari laporan keuangan yang disajikan.

4.2.1.      Investasi
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa investasi adalah pengeluaran  perusahaan untuk membeli perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia. Investasi di perusahaan KUD "Maju Makmur" Produksi dan Pembibitan Sapi Perah sebesar 183.000.000 rupiah meliputi mobil, alat penggiling dan bangunan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahman (2007) yang menyatakan bahwa investasi dapat diartikansebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi. Widjanta dan Widyaningsih (2007) menambahkan bahwa investasi merupakan pengeluaran modal untuk pembelian aset baik seperti pabrik, mesin, peralatan dan persediaan.

4.2.2.      Biaya Produksi
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa total biaya yang dibutuhkan untuk produksi adalah sebesar 48.650.000 rupiah, diperoleh dari biaya tetap sebesar 6.150.000 rupiah dan biaya variabel sebesar 42.500.000 rupiah. Biaya Tetap adalah biaya minimal yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan agar dapat memproduksi barang atau jasa. Dalam perusahaan KUD "Maju Makmur" Produksi dan Pembibitan Sapi Perah yang termasuk biaya tetap adalah pajak, gaji karyawan, biaya transportasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Case dan Fair (2007) yang menyatakan bahwa biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak berubah dengan adanya output perusahaan Blocher et al. (2007) menambahkan bahwa biaya tetap (fixed cost) adalah bagian dari biaya total yang tidak berubah meskipun jumlah penggerak biaya berubah dalam rentang yang relevan.
Biaya variabel adalah jumlah biaya marjinal terhadap semua unit yang dipriduksi, biaya itu mengalami perubahan secara proposional dengan aktivitas bisnis. Perusahaan KUD "Maju Makmur" Produksi dan Pembibitan Sapi Perah yang termasuk biaya variable adalah pakan obat-obatan dan air. Hal ini sesuai dengan pendapat Blocher et al.  (2005) yang menyatakan bahwa biaya variable (variable cost) adalah perubahan pada biaya total yang dihubungkan dengan tiap perubahan pada jumlah (volume) output. Case dan Fair (2007) menambahkan bahwa biaya variable adalah biaya yang tergantung pada tingkat output yang dipilih.
4.2.3.      Penerimaan dan Pendapatan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa penerimaan dai penjualan produk susu sapi perah sebesar 113.400.000 rupiah. Penerimaan merupakan jumlah keuntungan atau laba yang belum dikurangi biaya produksi, sering dikenal sebagai laba kotor. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmad dan Epi (2007) adalah sumber daya yang masuk ke perusahaan dalam satu periode, dengan kata lain penerimaan tersebut adalah penerimaan dari hasil penjualan barang atau jasa yang tidak mencakup dari sumber daya yang diperoleh dari operasi perusahaan. Bastian (2006) menambahkan bahwa penerimaan setiap tahun mengalami perubahan. Misalnya penyusutan modal melalui penjualan aktiva modal akan menurunkan penerimaan.
 Pendapatan yangn diperoleh dari penjualan susu adalah sebsar 70.900.000 rupiah. Pendapatan merupakan jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya produksinya, kebanyakan dari penjualan produk atau jasa kepada pelanggan atau konsumen. Hal ini sesuai dengan Rahman (2012) bahwa konsep sebuah investasi tidak jauh beda dengan pendapatan, karena berinvestasi harus menginggat adanya pendapatan. Manajemen investasi memberi pengertian bahwa investasi sama dengan menabung. Idealnya sebuah perusahaan menabung 30% dari pendapatan 70% lainya untuk konsumsi. Bastian (2006) menambahkan apabila pendapatan adalah peningkatan modal, maka pendapatan tidak dapat diperhitungkan. Kelebihan penerimaan atas pembayaran tidak dapat disebut dengan pendapatan karena penerimaan modal termasuk penerimaan.

4.2.4.           Likuiditas
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi. Nilai likuiditas perusahaan Maju Makmur sebesar 0, karena perusahaan tersebut tidak memiliki hutang.  Perusahaan tersebut termasuk dalam perusahaan likuid, karena perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajibannya jangka pendek. Perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajibannya jangka pendek. Hal ini sesuai dengan pendapat Kuswandi (2006) yang menyatakan bahwa Likuiditas memiliki tujuan untuk mengetahui memampuan suatu perusahaan dalm membayar kewajiban jangka pendeknya. Hal ini diperkuat dengan pendapat Amrin (2009) yang menyatakan bahwa apabila aktiva lancar lebih besar daripada utang lancar maka perusahaan akan mampu membayar kewajibannya dengan tepat waktu.

4.2.5.      Solvabilitas
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa solvabilitas adalah gambaran mengenai kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya jika sewaktu-waktu perusahaan dilikuidasi. Nilai solvabilitas perusahaan Maju Makmur sebesar 1. Perusahaan tersebut termasuk solvabel, karena mampu memenuhi kewajibannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Kuswandi (2006) yang menyatakan bahwa nilai solvabilitas akan menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya jangka panjang. Hal  ini diperkuat dengan pendapat Amrin (2009) yang menyatakan bahwa jika perusahaan mampu membayar semua hutang-hutangnya dapat dikatakan sebagai perusahaan yang solvabel.

4.2.6.      Rentabilitas
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa rentabilitas adalah cara untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Nilai rentanilitas perusahaan Maju Makmur sebesar 38%. Rentabilitas suatu perusahaan dapat dihitung dengan cara membandingkan EBIT dengan modal sendiri, dan dinyatakan dalam persentase.  Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiono dan Untung (2008) yang menyatakan bahwa rentabilitas mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam kewajiban dan modal. Hal ini diperkuat dengan pendapat Amrin (2009) yang menyatakan bahwa rentabilitas dapat dihitung dengan membandingkan laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal yang ada di perusahaan.

4.2.7.      Return on Investment (ROI)
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa nilai ROI perusahaan Maju Makmur sebesar 35%, sehingga perusahaan tersebut baik untuk dijalanan karena memiliki nilai ROI lebih dari suku bunga bank yaitu sebesar 5%. Return On Investment (ROI) adalah sebagai suatu pengukuran dalam kemampuan perusahaan secara keseluruhan yang didalamnya menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Zaharuddin (2006) bahwa Return on Investment (ROI) merupakan perbandingan laba bersih dan bunga pinjaman dengan modal sendiri dan modal pinjaman. Kuswadi (2006) menambahkan bahwa Return on Investment merupakan salah satu rasio kunci yang sering dimanfaatkan dalam bisnis. Terdapat juga yang memahami ROI sebagai rasio antara laba bersih terhadap total harta.


4.2.8.      Payback Period (PP)
Payback Period adalah periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi yang menggunakan aliran cash netto atau proceed. Waktu yang diperlukan agar dana yang ditanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Perusahaan Maju Makmur memiliki nilai payback period sebesar 0,24 artinya perusahaan tersebut membutuhkan waktu 2 tahun 4 bulan untuk mengembalikan dana kepada investor. Hal ini sesuai dengan Rachmadi (2007) bahwa Payback Period (waktu balik modal) adalah waktu yang digunakan untuk mengembalikan uang yang sudah diinvestasikan. Rangkuti (2000) menambahkan bahwa Payback Period umumnya dilakukan dengan membagi modal awal yang dikeluarkan dengan keuntungan perbulan. Merupakan suatu periode yang bertujuan untuk menunjukkan berapa lama modal yang ditanamkan dalam proyek tersebut dapat kembali.

4.2.9.      Break Event Point (BEP)
Break Event Point merupakan suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan atau profit. BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami kerugian. Perusahaan Maju Makmur memiliki nilai break event point sebesar 2.460 liter setiap bulannya, artinya jika perusahaan tersebut menginginan keuntungan maka perusahaan harus memproduksi susu lebiih dari 2.406 liter  susu setiap bulannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Wicaksono (2007) bahwa BEP adalah keadaan yang menggambarkan suatu perusahaan yang tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian. Prasetya dan Fitri (2009) menambahkan bahwa BEP adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik, dalam unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1         Kesimpulan
Hasil praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada perusahaan yang diketuai oleh bapak Sutomo yang bernama KUD Maju Makmur Pembibitan dan Produksi Sapi Perah berlokasi di Desa Krajan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah yang berdiri sejak bulan November 2011, dengan modal awal dari pengajuan bantuan dari pemerintah daerah setempat. Target pemasaranya dengan pendistribusian secara langsung ke pengolahan susu yang akan diambil oleh pengecer untuk disalurkan kepada konsumen. Neraca keuangan yang dilakukan perusahaan tersebut dalam kondisi kategori untung karena mampu memproduksi secara continue. Terbukti dengan berbagai perhitungan yang sudah dapat diketahui hasilnya.  .

5.2       Saran

 Saran untuk Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan yaitu dengan adanya pemahaman mengenai konsep sebuah keungan perusahaan maka praktikan akan lebih mudah menganalisa keungan. Menggali informasi lebih lanjut mengenai karakteristik perusahaan sehingga akan memperoleh kondisi keuangan pada perusahaan tersebut secara keseluruhan. 
DAFTAR PUSTAKA
Ahman, E. 2007. Kompetensi Ekonomi. Grafindo Media Utama. Bandung.
Arifin, J. 2007. Cara Cerdas Menilai Kinerja Perusahaan (Aspek Finansial dan Non Finansial). Elex Media Komputindo, Jakarta.
Bastian, I. 2006. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Erlangga, Jakarta.
Blocher, Edward J, Chen, Kung H, Cokins, Gary, Lin Thomas W. 2007.Manajemen Biaya Penekanan Strategis Edisi Ketiga. Salemba Empat, Jakarta.
Case, K. E. dan Fair, R.C. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi Kedelapan. Erlangga, Jakarta.
Fadilah, R. 2013. Super Lengkap Beternak Ayam Broiler. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Fuad, M., Christin, H., Nurlela., Sugiarto., dan Paulus, Y. E. F. 2000. Pengantar Bisnis, Gramedia Pustaka, Jakarta Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi. Edisi Ketiga. Grasindo, Jakarta.
Kuswadi. 2006. Memahami Rasio-Rasio Keuangan bagi Orang Awam.  Elex Media Komputindo. Jakarta
Kuswandi. 2005. Meningkatkan Laba melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Prasetya, H. Dan Fitri, L. 2009. Manajemen Operasi. Medpress, Yogyakarta.
Rachmadi, B. N. 2007. Membedah Tawaran Franchise Lokal Indonesia. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Rahman,A. 2011. Investasi Cerdas. Gagas Media. Denpasar
Rangkuti, F. 1997. Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Rangkuti, F. 2000. Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Sarwono, B. 1997. Beternak Kelinci Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sugiono, A dan E. Untung. 2008. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan: Pengetahuan Dasar Bagi Mahasiswa Dan Praktisi Perbankan. Grasindo, Jakarta.
Thomas. 2008. Pengantar Akuntansi. Salemba Empat, Jakarta.
Wicaksono, Y. 2007. Seri Solusi Bisnis Berbasis TI : Aplikasi Excel dalam Pengembalian Keputusan Bisnis. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Widjajanta, B. dan A. Widyaningsih. 2007. Mengasah Kemampuan Ekonomi. Citra Praya. Bandung.
Wirasasmita, R., M. K. Sulaiman., R. H. Sitorus., B. Manurung. 2002. Ekonomi. Pionir Jaya, Bandung.
Zaharuddin, Harmaizar. 2006. Menggali Potensi Wirausaha. Dian Anugerah Prakasa. Bekasi.

















LAMPIRAN

Lampiran 1. Investasi
Tabel 1. Daftar Investasi
No
Jenis biaya
Jumlah biaya
1.
2.
3.
4.
Mobil
Alat penggiling
Bangunan
Milk Can
Rp. 110.000.000
Rp.   13.000.000
Rp.   50.000.000
Rp.   10.000.000

Total investasi
Rp. 183.000.000
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.








Lampiran 2. Rincian Biaya
Tabel 2. Rincian Biaya
No
Jenis biaya
Jumlah biaya
1.
2.
Pajak
Gaji Karyawan
Rp.        150.000
Rp.   6.000.000

Total biaya tetap
Rp.   6.150.000
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.
Tabel 3. Biaya Tidak Tetap
No
Jenis biaya
Jumlah biaya
1.
2.
3.
4.
5.
Pakan
Biaya Obat-obatan
Listrik
Air
Transportasi
Rp. 40.000.000
Rp.      500.000
Rp.      300.000
Rp       200.000
Rp.   1.5000.000

Total biaya tidak tetap
Rp. 42.500.000.
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.
Tabel 4. Biaya Produksi
No
Jenis biaya
Jumlah biaya
1
2
Biaya Tetap
Biaya Tidak Tetap
Rp.   6.150.000
Rp. 42.500.000

Total biaya produksi
Rp. 48.650.000
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.









Lampiran 3. Daftar Penyusutan


Tabel 5. Penyusutan
NO

Macam
Nilai Awal
(Rp)
Umur Ekonomis
Nilai Akhir (Rp)
Penyusutan pertahun
Penyusutan perbulan
1.
Mobil
110.000.000

5 tahun
11.000.000
19.800.000
1.650.000
2.


3
Alat Penggiling
Milk Can
  13.000.000


  10.000.000
3 tahun


5 tahun
  1.300.000


  1.000.000
  3.900.000

     900.000
   325.000

     75.000
Total Penyusutan
50.100.000
4.175.000
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.
















Lampiran 4. Neraca

Tabel 6. Neraca Perbulan
Aktiva
Pasiva
Aktiva Lancar

Hutang Lancar
Rp. 0
Persediaan
Kas
Total Aktiva Lancar
Rp.  33.550.000
Rp.  20.000.000
Rp.  53.550.000
Hutang Niaga
Total Utang Lancar
Total Utang Jangka Panjang

Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Aktiva Tetap

Modal Usaha
Rp. 185.000.000
Bangunan
Mobil
Alat penggiling
Milk Can
Penyusutan
Rp.   50.000.000
Rp. 110.000.000
Rp.   13.000.000
Rp.   10.000.000
Rp.     4.175.000




Laba Ditahan




Rp. 55.725.000
Total aktiva tetap
Rp. 187.175.000


Total aktiva
Rp. 240.725.000
Total Pasiva
Rp. 240.725.000
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.














Lampiran 5. Laporan Laba Rugi
Penjualan/bulan           =          Rp. 4.000 x 28.350 liter
                                    =          Rp. 113.400.000

Penerimaan                  =          Rp. 113.400.000
Pendapatan                 =          Penerimaan – Biaya Tidak Tetap
                                    =          Rp. 113.400.000 – Rp. 42.500.000
                                    =          Rp. 70.900.000

Laba                            =          Rp. 70.900.000
Pajak                           =          1% x RP. 70.900.000
                                    =          Rp. 7.090.000

EBIT                           =          Rp. 70.900.000
EBT                             =          EBIT – Bunga
                                    =          Rp. 70.900.000 – 0
                                    =          Rp. 70.900.000

EAT                            =          EBT – Pajak
                                    =          Rp. 70.900.000 – Rp. 7.090.000
                                    =          Rp. 63.810.000/bulan

ROI                             =             EAT              x 100%
                                                Investasi
                                    =            63.810.000    x 100%
                                    =          183.000.000
                                    =          34,87%
                                    =          35

Jadi return on investment perusahaan lebih tinggi dari suku bunga bank 5% sehingga perusahaan baik untuk dijalankan.





PP bila cash flow sama tiap tahun:
PP                                =          investasi           x 1 tahun
                                                Cash flow
                                    =          183.000.000       x 1 tahun
                                                63.810.000 x 12
                                    =          0,24
                                    =          2 tahun 4 bulan
           
Jadi perusahaan  membutuhkan waktu 2 tahun  4 bulan untuk mengembalikan modal usaha (payback period).

RE                               =             EBIT             x 100%
                                                MS + MA
                                    =          70.900.000      x 100%
                                                185.000.000
                                    =          38,32%
                                    =          38%

Jadi Rentabilitas ekonomi perusahaan lebih tinggi dari suku bunga kredit yaitu 38%
RMS                            =          EAT          x 100%
                                                MS
                                    =            63.810.000     x 100%
                                                185.000.000
                                    =          34,49 %
                                    =          34 %

Jadi Rentabilitas modal sendiri perusahaan lebih tinggi dari suku bunga deposit yaitu 4%.
BEP (Unit Produksi)   =                          Biaya Tetap
                                                Harga jual/unit – Biaya variabel/unit
                                    =            6.150.000
                                                4.000 – 1.500
                                    =          2.460 liter






BEP (Rupiah)              =                      Biaya Tetap
                                                 1 – Biaya Variabel/unit
                                                            Harga jual/unit
                                    =                      6.150.000
               1 – 1.500 / 4000
                                    =          Rp. 9.919.354

                                   




















DOKUMENTASI
                    



Tidak ada komentar:

Posting Komentar