EKONOMI
PERUSAHAAN PETERNAKAN
ANALISIS
KEUANGAN UNIT USAHA PEMBIBITAN DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI KUD “MAJU
MAKMUR” DESA KRAJAN, KECAMATAN JATINOM, KABUPATEN KLATEN,
PROVINSI
JAWA TENGAH

Disusun oleh :
Kelompok
VIA
Nurul Istiqomah 23010113120008
Rilo Aji Pambudi 23010113120018
Boedy Soerya
Pralaya 23010113120027
Andi Mulyadi 23010113120037
Nunik Ita Varianti 23010113120046
FAKULTAS
PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : LAPORAN RESMI PRAKTIKUM EKONOMI PERUSAHAAN
PETERNAKAN
Kelompok : VIA (ENAM)A
Program Studi : S1-PETERNAKAN
Fakultas : PETERNAKAN DAN PERTANIAN
Tanggal Pengesahan : JANUARI 2015
Mengetahui,
|
Koordinator Kelas
Praktikum
Ekonomi Perusahaan Peternakan
NIM. 23010111130077
|
Asisten Pembimbing Praktikum
Ekonomi Perusahaan Peternakan
NIM. 23010111120043
|
|
Dosen Pembimbing
Mata Kuliah Ekonomi Perusahaan
Peternakan
NIP. 19570226
198603 1 002
|
|
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan atas kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyampaikan
terimakasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Perusahaan Peternakan. Koordinator Kelas Praktikum Ekonomi
Perusahaan Peternakan. Asisten Pembimbing yang telah membimbing dan membantu
kami selama praktikum berlangsung hingga penyusunan laporan praktikum Ekonomi
Perusahaan Peternakan ini selesai.
Kami
menyadarai bahwa dalam laporan ini masih banyak terdapat kesalahan, kelemahan
dan kekurangan baik dalam penyataan, isi dan penjelasan. Penulis menyadari keterbatasan wawasan yang
kami miliki. Untuk itu dimohon bagi para pembaca untuk memberikan kritik dan
saran sebagai penyempurnaan laporan berikut.Harapan kami semoga laporan
praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Demikian
kata pengantar dari penulis, penulis menyampaikan terimakasih atas perhatian
dan koreksi dari berbagai pihak.
Semarang, Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL............................................................................................... i
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Laporan
Keuangan............................................................................. 22
2. Daftar
Investasi.................................................................................. 22
3. Biaya
Produksi................................................................................... 22
4. Daftar
Penerimaan ............................................................................. 22
5. Daftar
Pendapatan.............................................................................. 22
6. Biaya
Tetap......................................................................................... 22
7. Biaya
Hasil......................................................................................... 23
8. Daftar
Penyusutan.............................................................................. 23
![]() |
|||
DAFTAR
LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Investasi........................................................................................... 22
2. Rincian
Biaya................................................................................... 22
3. Daftar
Penyusutan............................................................................ 23
5. Dokumentasi.................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah
aktivitas jenis usaha atau bisnis yang dijalankan oleh suatu perusahaan,
memiliki tujuan yang akan diperoleh dari pemilik atau manajemen sebuah
perusahaan. Pemilik perusahaan menginginkan laba atau keuntungan yang optimal
atas usaha yang dijalankan, karena setiap pemilik menginginkan modal yang telah
ditanamkan dalam usahanya segera cepat kembali. Selain itu, pemilik perusahaan
sangat mengharapkan adanya hasil atas modal yang ditanamkan. Selanjutnya
pemilik perusahaan menginginkan bahwa usaha yang dijalankan nantinya tidak
hanya untuk satu periode kegiatan saja artinya harus melakukan produktivitasnya
secara continue. Kemudian, sebuah perusahaan harus mampu untuk menghasilkan
berbagai jenis barang dan jasa dalam produknya untuk kebutuhan konsumen. Usaha
yang dijalankan diusahakan mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Tujuan
dalam praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan adalah mengetahui dan menganalisis laporan keuangan
(investasi, biaya produksi, penerimaan dan pendapatan, likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas, return on
investement, payback period, dan break event point) unit usaha pembibitan
dan produksi susu sapi perah KUD “Maju Makmur” Desa Krajan Kecamatan Jatinom
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Manfaat dari praktikum ini adalah dapat menilai kondisi suatu perusahaan dalam
suatu periode tertentu dan mampu memutuskan apakah perusahaan tersebut dapat
dilanjutkan atau tidak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Perusahaan
Peternakan
Perusahaan peternakan merupakan suatu
usaha yang dijalankan secara teratur dan terus menerus pada suatu tempat dan
dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan komersial yang meliputi kegiatan
menghasilkan ternak bibit maupun ternak potong (Sarwono, 1997). Perusahaan di
bidang peternakan harus mempunyai struktur organisasi yang jelas, apalagi skala
usahanya cukup besar, membutuhkan beberapa posisi atau bagian yang
masing-masing bertanggung jawab terhadap tugas yang menjadi kewajibannya
(Fadilah, 2013).
2.2
Fungsi
Perusahaan
Untuk mencapai tujuan dikenal dua
fungsi perusahaan yaitu fungsi operasi dan fungsi menajemen. Bila kedua fungsi
tersebut dapat berjalan dengan baik, perusahaan akan dapat menjalankan
operasinya dangan lancar, terkoordinasi, dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan Fuad et al.
(2000). Fungsi lainnya dari kegiatan bisnis perusahaan ialah pemasaran dan
keuangan.pemasaran berfungsi mencari dan menegembangkan permintaan atas produk
yang ditawarkan perusahaan dan menjaga hubungan yangbaik dengan pelanggan atau
calon pelanggan. Keuangan berfungsi untuk mendapatkan sumber dana bagi kegiatan
perusahaan ini berhubungan satu sama lain dan saling tergantung dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan (Herjanto, 2008).
3
Analisis
Laporan Keuangan
Merupakan proses untuk membedah laporan
keuangan, menelaah masing masing unsure dan menelaah hubungan antara unsure
tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan
tepat atas laporan keuangan (Arifin, 2007). Tujuan laporan keuangan dapat
digunakan untik menilai kewajaran dari laporan keuangan yang disajikan (Sugiono dan Untung,
2008).
2.3.1. Biaya
Biaya
merupakan jumlah uang yang dibelanjakan agar diperoleh barang atau jasa
tertentu. Dapat pula diartikan jumlah total pembayaran yang dilakukan
perusahaan atau perseorangan untuk pengadaan faktor-faktor produksi,
bahan-bahan baku dan jasa-jasa yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tersebut
(Wirasasmita et al., 2002). Biaya adalah semua pengeluaran untuk
mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga (Kuswadi, 2005).
2.3.1.1.
Biaya Tetap
Biaya Tetap, biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak berubah dengan adanya output
perusahaan (Case dan Fair, 2007). Biaya tetap (fixed cost) adalah bagian dari biaya total yang tidak berubah
meskipun jumlah penggerak biaya berubah dalam rentang yang relevan (Blocher et al. 2007).
2.3.1.2. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah perubahan pada
biaya total yang dihubungkan dengan tiap perubahan pada jumlah (volume) output
(Blocher et al. 2005). Biaya variabel adalah biaya yang
tergantung pada tingkat suatu output yang dipilih (Case dan Fair, 2007).
2.4.
Penerimaan
Penerimaan adalah sumber daya yang masuk
ke perusahaan dalam satu periode, dengan kata lain penerimaan tersebut adalah
penerimaan dari hasil penjualan barang atau jasa yang tidak mencakup dari
sumber daya yang diperoleh dari operasi perusahaan (Ahmad dan Epi, 2007).
Penerimaan setiap tahun mengalami perubahan, misalnya penyusutan modal melalui
penjualan aktiva modal akan menurunkn penerimaan (Bastian,2006).
2.5.
Pendapatan
Konsep sebuah
investasi tidak jauh beda dengan pendapatan, karena berinvestasi harus
menginggat adanya pendapatan. Manajemen investasi memberi pengertian bahwa
investasi sama dengan menabung. Idealnya sebuah perusahaan menabung 30% dari
pendapatan 70% lainya untuk konsumsi (Rahman, 2011). apabila pendapatan adalah
peningkatan modal, maka pendapatan tidak dapat diperhitungkan. Kelebihan
penerimaan atas pembayaran tidak dapat disebut dengan pendapatan karena penerimaan
modal termasuk dalam penerimaan (Bastian,
2006).
2.6.
Neraca
Keuangan
Neraca keuangan sektor publik merupakan
representasi posisi keuangan dari transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
sektor publik. Tujuan umum pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informai
mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas dari ensitas dalam aktivitasnya
untuk mecapai tujuan (Bastian, 2006). Neraca keuangan memuat semua informasi
mengenai semua sumber dana dan equity (misalnya,
bunga dari kreditor dan pemilik (Rangkuti, 1997).
2.7.
Laporan
Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan yang
menunjukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari biaya-biaya
yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu. Laporan laba rugi
juga melaporkan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan berikut jumlahnya (nilai uangnya)
dalam periode yang sama. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya,
dikatakan perusahaan dalam kondisi laba (untung). Namun, jika sebaliknya, yaitu
jumlah pendapatan leih kecil dari jumlah biaya, perusahaan dalam kondisi rugi
(Kuswadi, 2005). Pada dasarnya laporan laba rugi menggambarkan besar jumlah
pendapatan dan biaya dalam satu periode dan dapat sebagai informasi
keberhasilan atau kegagalan dalam kinerja perusahaan, jika hasil penjumlahan
kredit laporan laba rugi yang merupakan total pendapatan lebih besar dari
penjumlahan debit laporan laba rugi yang merupakan total beban,maka selisih
merupakan laba bersih.jika sebaliknya, maka selisihnya merupakan kerugian
bersih (Fess, 2008).
2.8.
Analisis
Ratio Keuangan
Analisis ratio adalah cara menganalisis
dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif
yang ditunjukkan dalam neraca atau laporan laba rugi perusahaan. Analisis
rasio-rasio keuangan memudahkan kita mengetahui dalam hal-hal atau
bidang-bidang apa, perusahaan sedang meghadapi problem-problem serius, bahkan
kritis (jika ada, sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang serius
untuk mencegah semakin memburuknya kondisi atau kesehatan perusahaan (Kuswandi,
2006). Analisis ratio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara
unsur-unsur dalam laporan keuangan (Sugiono dan Untung, 2008).
2.8.1 Likuiditas
Likuiditas bertujuan untuk
mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya atau likuiditasnya (Kuswandi, 2006).
Apabila perusahaan memiliki aktiva lancar lebih besar daripada utang lancar
maka seharusnya perusahaan dapat memenuhi kewajiban keuangan tepat pada
waktunya (Amrin, 2009).
2.8.2
Solvabilitas
Solvabilitas memberikan gambaran
mengenai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio
solvabilitas dibagi menjadi 3 yaitu rasio kewajiban jangka panjang atas harta, kewajiban
jangka panjang atas modal, dan kewajiban jangka panjang atas kapitalisasi (Kuswandi,
2006). Perusahaan dikatakan solvable
jika perusahaan mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua
utang-utangnya, tetapi jika jumlah aktiva tidak mencukupi untuk membayar utang
atau nilainya lebih kecil dari semua utangnya
harus dibayar berarti perusahaan dalam keadaan yang insovabel (Amrin, 2009).
2.8.3 Rentabilitas
Rentabilitas bertujuan untuk
mengukur kinerja perusahaan secara keseluruan dan efisiensi dalam pengelolaan
kewajiban dan modal perusahaan tersebut (Sugiono dan untung, 2008). Rentabilitas
perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal yang ada di
perusahaan (Amrin, 2009).
2.9.
Return on Investment (ROI)
Return on Investment (ROI)
merupakan perbandingan laba berih dan bunga pinjaman dengan modal sendiri dan
modal pinjaman (Zaharuddin, 2006). Return
on In vestment merupakan salah satu rasio kunci yang sering dimanfaatkan
dalam bisnis. Terdapat juga yang memahami ROI sebagai rasio antara laba bersih
terhadap total harta (Kuswadi, 2006).
2.10.
Payback Period (PP)
Payback Period (waktu
balik modal) adalah waktu yang digunakan untuk mengembalikan uang yang sudah
diinvestasikan. Payback Period umumnya dilakukan dengan membagi modal
awal yang dikeluarkan dengan keuntungan perbulan (Rachmadi, 2007). Merupakan
suatu periode yang bertujuan untuk menunjukkan berapa lama modal yang
ditanamkan dalam proyek tersebut dapat kembali (Rangkuti, 2000).
2.11.
Break Event Point (BEP)
Break Event Point
atau biasa disebut BEP adalah merupakan keadaan yang menggambarkan suatu
perusahaan yang tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian
(Wicaksono, 2007). BEP adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan
satu titik, dalam unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya sama dengan
pendapatan (Prasetya dan Fitri, 2009).
BAB III
MATERI DAN METODE
Praktikum
Ekonomi Perusahaan Peternakan dilaksanakan pada hari minggu, 30 november 2014
pukul 09.00 – 11.00 WIB. Bertempat di KUD Maju Makmur Pembibitan dan Produksi
Sapi Perah yang berlokasi di Desa Krajan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten,
Provinsi Jawa Tengah.
3.1
Materi
Materi yang digunakan dalam praktikum
Ekonomi Perusahaan Peternakan di KUD Maju Makmur Pembibitan dan Produksi Sapi
Perah adalah dengan menyiapkan quisioner pertanyaan
untuk sebuah perusahaan peternakan, menyiapkan alat tulis untuk mencatat hasil
wawancara. Bahan atau narasumber wawancara adalah KUD Maju Makmur Pembibitan
dan Produksi Sapi Perah.
3.2
Metode
Metode yang dilaksanakan dalam praktikum
Ekonomi Perusahaan Peternakan adalah dengan cara pengamatan secara langsung
dilapangan dan wawancara dengan pemilik perusahaan peternakan. Serta menghitung
analisis data yang sudah ditentukan.
3.3
Metode
Analisis Data
3.3.1. Likuiditas
Likuiditas =
3.3.2.
Solvabilitas
Solvabilitas = 
3.3.3.
Rentabilitas
Rentabilitas = 
Keterangan :
MS : Modal Sendiri
MA : Modal Asing
EBIT : Earning Before Interest and Taxes (laba
kotor)
3.3.4.
Return on Investment (ROI)
Return
on Investment (ROI) = 
3.3.5.
Payback Period (PP)
Payback
Period (PP) = 
3.3.6.
Break Even Point (BEP)
Break
Even Point (BEP) = 
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Bentuk
Perusahaan
Perusahaan KUD Maju Makmur Pembibitan
dan Produksi Sapi Perah yang berlokasi di Desa Krajan Kecamatan Jatinom
Kabupaten Klaten merupakan perusahaan yang berbentuk kelompok, berdiri sejak
bulan November 2011. Dengan struktur organisasi kelompok yang diketuai oleh
bapak Sutomo sebagai penggerak dalam berjalannya perusahaan tersebut, dan
diikuti berbagai anggota kelompok tani ternak yang memiliki keahlian dalam
bidang ternak. KUD ini lebih memilih pada bangsa sapi Frisien Holstain karena memiliki peluang pasar pada produksi susu perah di daerah tersebut.
Sarana dan prasarana dalam perusahaan ini terbilang sangat lengkap untuk
menunjang produktivitas sapi perah.
4.2
Laporan
Keuangan
Hasil ratio keuangan digunakan untuk menilai kinerja
manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah
ditetapkan antara total aktiva dengan total hutang. dengan mengetahui data keuangan
perusahaan dapat terlihat perusahaan tersebut mengalami kenaikan atau mengalami
penurunan. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin (2007) yang menyatakan bahwa
analisis keuangan merupakan proses untuk
membedah laporan keuangan, menelaah masing masing unsure dan menelaah hubungan
antara unsure tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman
yang baik dan tepat atas laporan keuangan. Sugiono dan Untung (2008)
menambahkan bahwa tujuan laporan keuangan dapat digunakan untik menilai kewajaran
dari laporan keuangan yang disajikan.
4.2.1.
Investasi
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa investasi adalah pengeluaran
perusahaan untuk membeli perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia. Investasi di perusahaan
KUD "Maju Makmur" Produksi dan Pembibitan Sapi Perah sebesar 183.000.000 rupiah meliputi mobil, alat penggiling dan bangunan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Ahman (2007) yang menyatakan bahwa investasi dapat diartikansebagai
pengeluaran atau perbelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli
barang-barang modal dan perlengkapan produksi. Widjanta dan Widyaningsih (2007)
menambahkan bahwa investasi merupakan pengeluaran modal untuk pembelian aset
baik seperti pabrik, mesin, peralatan dan persediaan.
4.2.2.
Biaya
Produksi
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa total biaya yang dibutuhkan untuk produksi adalah sebesar 48.650.000
rupiah, diperoleh dari biaya tetap sebesar 6.150.000 rupiah dan biaya variabel
sebesar 42.500.000 rupiah. Biaya Tetap adalah biaya minimal
yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan agar dapat memproduksi barang atau
jasa. Dalam perusahaan KUD "Maju Makmur" Produksi dan Pembibitan Sapi
Perah yang termasuk biaya tetap adalah pajak, gaji karyawan, biaya
transportasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Case dan Fair (2007) yang
menyatakan bahwa biaya tetap (fixed cost)
adalah biaya yang tidak berubah dengan adanya output perusahaan Blocher et al. (2007) menambahkan bahwa biaya
tetap (fixed cost) adalah bagian dari
biaya total yang tidak berubah meskipun jumlah penggerak biaya berubah dalam
rentang yang relevan.
Biaya variabel adalah jumlah biaya marjinal terhadap semua
unit yang dipriduksi, biaya itu mengalami perubahan secara proposional dengan
aktivitas bisnis. Perusahaan
KUD "Maju Makmur" Produksi dan Pembibitan Sapi Perah yang termasuk
biaya variable adalah pakan obat-obatan dan air. Hal ini sesuai dengan pendapat
Blocher et al. (2005) yang menyatakan bahwa biaya variable (variable cost) adalah perubahan pada
biaya total yang dihubungkan dengan tiap perubahan pada jumlah (volume) output.
Case dan Fair (2007) menambahkan bahwa biaya variable adalah biaya yang
tergantung pada tingkat output yang dipilih.
4.2.3.
Penerimaan
dan Pendapatan
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa penerimaan dai penjualan
produk susu sapi perah sebesar 113.400.000 rupiah. Penerimaan merupakan jumlah keuntungan atau laba yang belum
dikurangi biaya produksi, sering dikenal sebagai laba kotor. Hal ini sesuai
dengan pendapat
Ahmad dan Epi (2007) adalah
sumber daya yang masuk ke perusahaan dalam satu periode, dengan kata lain
penerimaan tersebut adalah penerimaan dari hasil penjualan barang atau jasa
yang tidak mencakup dari sumber daya yang diperoleh dari operasi perusahaan.
Bastian (2006) menambahkan bahwa penerimaan setiap tahun mengalami perubahan.
Misalnya penyusutan modal melalui penjualan aktiva modal akan menurunkan penerimaan.
Pendapatan yangn diperoleh dari penjualan susu
adalah sebsar 70.900.000 rupiah. Pendapatan merupakan jumlah uang yang diterima
oleh perusahaan dari aktivitasnya produksinya, kebanyakan dari penjualan produk
atau jasa kepada pelanggan atau konsumen. Hal ini sesuai dengan Rahman (2012)
bahwa konsep sebuah investasi tidak jauh beda
dengan pendapatan, karena berinvestasi harus menginggat adanya pendapatan.
Manajemen investasi memberi pengertian bahwa investasi sama dengan menabung.
Idealnya sebuah perusahaan menabung 30% dari pendapatan 70% lainya untuk konsumsi.
Bastian (2006) menambahkan apabila pendapatan adalah peningkatan modal, maka
pendapatan tidak dapat diperhitungkan. Kelebihan penerimaan atas pembayaran
tidak dapat disebut dengan pendapatan karena penerimaan modal termasuk
penerimaan.
4.2.4.
Likuiditas
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Likuiditas merupakan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera
dipenuhi. Nilai
likuiditas perusahaan Maju Makmur sebesar 0, karena perusahaan tersebut tidak
memiliki hutang. Perusahaan tersebut
termasuk dalam perusahaan likuid, karena perusahaan tersebut mampu memenuhi
kewajibannya jangka pendek. Perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajibannya jangka
pendek. Hal ini sesuai dengan pendapat Kuswandi (2006) yang menyatakan bahwa Likuiditas
memiliki tujuan untuk mengetahui memampuan suatu perusahaan dalm membayar
kewajiban jangka pendeknya. Hal ini diperkuat dengan pendapat Amrin (2009) yang
menyatakan bahwa apabila aktiva lancar lebih besar daripada utang lancar maka
perusahaan akan mampu membayar kewajibannya dengan tepat waktu.
4.2.5. Solvabilitas
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa solvabilitas adalah gambaran mengenai kemampuan
perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya jika sewaktu-waktu
perusahaan dilikuidasi. Nilai solvabilitas perusahaan Maju Makmur sebesar 1.
Perusahaan tersebut termasuk solvabel, karena mampu memenuhi kewajibannya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Kuswandi (2006) yang menyatakan bahwa nilai solvabilitas akan menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya jangka panjang. Hal ini diperkuat dengan pendapat Amrin (2009)
yang menyatakan bahwa jika perusahaan mampu membayar semua hutang-hutangnya dapat
dikatakan sebagai perusahaan yang solvabel.
4.2.6. Rentabilitas
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa rentabilitas adalah cara untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Nilai
rentanilitas perusahaan Maju Makmur sebesar 38%. Rentabilitas suatu
perusahaan
dapat dihitung dengan cara membandingkan EBIT dengan modal sendiri, dan
dinyatakan dalam persentase. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sugiono dan Untung (2008) yang menyatakan bahwa
rentabilitas mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam
kewajiban dan modal. Hal ini diperkuat dengan pendapat Amrin (2009) yang
menyatakan bahwa rentabilitas dapat dihitung dengan membandingkan laba yang
diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal yang ada
di perusahaan.
4.2.7. Return
on Investment
(ROI)
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa nilai ROI perusahaan Maju
Makmur sebesar 35%, sehingga perusahaan tersebut baik untuk dijalanan karena
memiliki nilai ROI lebih dari suku bunga bank yaitu sebesar 5%. Return
On Investment (ROI)
adalah sebagai suatu pengukuran dalam kemampuan perusahaan secara keseluruhan yang
didalamnya menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang
tersedia didalam perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Zaharuddin (2006)
bahwa Return on Investment (ROI)
merupakan perbandingan laba bersih dan bunga pinjaman dengan modal sendiri dan
modal pinjaman. Kuswadi (2006) menambahkan bahwa Return on Investment merupakan salah satu rasio kunci yang sering dimanfaatkan
dalam bisnis. Terdapat juga yang memahami ROI sebagai rasio antara laba bersih
terhadap total harta.
4.2.8.
Payback Period (PP)
Payback
Period adalah periode yang diperlukan untuk
dapat menutup kembali pengeluaran investasi yang menggunakan aliran cash netto atau proceed. Waktu yang diperlukan
agar dana yang ditanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Perusahaan Maju Makmur memiliki nilai payback period sebesar 0,24 artinya
perusahaan tersebut membutuhkan waktu 2 tahun 4 bulan untuk mengembalikan dana
kepada investor. Hal ini sesuai dengan Rachmadi (2007) bahwa Payback
Period (waktu balik modal) adalah waktu yang digunakan untuk mengembalikan
uang yang sudah diinvestasikan. Rangkuti (2000) menambahkan bahwa Payback
Period umumnya dilakukan dengan membagi modal awal yang dikeluarkan dengan
keuntungan perbulan. Merupakan suatu periode yang bertujuan untuk menunjukkan
berapa lama modal yang ditanamkan dalam proyek tersebut dapat kembali.
4.2.9. Break
Event Point (BEP)
Break
Event Point merupakan suatu analisis untuk
menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada
konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta
mendapatkan keuntungan atau profit. BEP amatlah penting kalau kita membuat
usaha agar kita tidak mengalami kerugian. Perusahaan
Maju Makmur memiliki nilai break event
point sebesar 2.460 liter setiap bulannya, artinya jika perusahaan tersebut
menginginan keuntungan maka perusahaan harus memproduksi susu lebiih dari 2.406
liter susu setiap bulannya. Hal
ini sesuai dengan pendapat Wicaksono (2007) bahwa BEP adalah keadaan yang
menggambarkan suatu perusahaan yang tidak memperoleh laba dan juga tidak
menderita kerugian. Prasetya dan Fitri (2009) menambahkan bahwa BEP adalah
suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik, dalam unit atau
rupiah, yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Hasil praktikum Ekonomi Perusahaan
Peternakan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada perusahaan yang diketuai
oleh bapak Sutomo yang bernama KUD Maju Makmur Pembibitan dan Produksi Sapi
Perah berlokasi di Desa Krajan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Provinsi
Jawa Tengah yang berdiri sejak bulan November 2011, dengan modal awal dari pengajuan
bantuan dari pemerintah daerah setempat. Target pemasaranya dengan
pendistribusian secara langsung ke pengolahan susu yang akan diambil oleh
pengecer untuk disalurkan kepada konsumen. Neraca keuangan yang dilakukan
perusahaan tersebut dalam kondisi kategori untung karena mampu memproduksi
secara continue. Terbukti dengan
berbagai perhitungan yang sudah dapat diketahui hasilnya. .
5.2 Saran
5.2 Saran
Saran untuk Praktikum Ekonomi Perusahaan
Peternakan yaitu dengan adanya pemahaman mengenai konsep sebuah keungan
perusahaan maka praktikan akan lebih mudah menganalisa keungan. Menggali
informasi lebih lanjut mengenai karakteristik perusahaan sehingga akan
memperoleh kondisi keuangan pada perusahaan tersebut secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahman, E. 2007. Kompetensi Ekonomi.
Grafindo Media Utama. Bandung.
Arifin, J. 2007. Cara Cerdas
Menilai Kinerja Perusahaan (Aspek Finansial dan Non Finansial). Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Bastian, I. 2006. Akuntansi Sektor
Publik Suatu Pengantar. Erlangga, Jakarta.
Blocher,
Edward J, Chen, Kung H, Cokins, Gary, Lin Thomas W. 2007.Manajemen Biaya Penekanan Strategis
Edisi Ketiga. Salemba Empat, Jakarta.
Case, K. E. dan Fair, R.C. 2007.
Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi Kedelapan. Erlangga, Jakarta.
Fadilah, R. 2013. Super Lengkap
Beternak Ayam Broiler. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Fuad, M., Christin, H., Nurlela.,
Sugiarto., dan Paulus, Y. E. F. 2000. Pengantar Bisnis, Gramedia Pustaka,
Jakarta Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen
Operasi. Edisi Ketiga. Grasindo, Jakarta.
Kuswadi.
2006. Memahami Rasio-Rasio Keuangan bagi Orang Awam. Elex Media Komputindo. Jakarta
Kuswandi. 2005. Meningkatkan Laba
melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya. Gramedia Pustaka,
Jakarta.
Prasetya, H. Dan Fitri, L. 2009.
Manajemen Operasi. Medpress, Yogyakarta.
Rachmadi, B. N. 2007. Membedah
Tawaran Franchise Lokal Indonesia.
Gramedia Pustaka, Jakarta.
Rahman,A. 2011. Investasi Cerdas. Gagas Media. Denpasar
Rangkuti, F. 1997. Teknik Membedah
Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Rangkuti, F. 2000. Teknik Membuat
Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Sarwono, B. 1997. Beternak Kelinci
Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sugiono, A dan E. Untung. 2008.
Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan: Pengetahuan Dasar Bagi
Mahasiswa Dan Praktisi Perbankan. Grasindo, Jakarta.
Thomas. 2008. Pengantar Akuntansi.
Salemba Empat, Jakarta.
Wicaksono, Y. 2007. Seri Solusi
Bisnis Berbasis TI : Aplikasi Excel dalam Pengembalian Keputusan Bisnis. Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Widjajanta, B. dan A. Widyaningsih.
2007. Mengasah Kemampuan Ekonomi. Citra Praya. Bandung.
Wirasasmita, R., M. K. Sulaiman.,
R. H. Sitorus., B. Manurung. 2002. Ekonomi. Pionir Jaya, Bandung.
Zaharuddin,
Harmaizar. 2006. Menggali Potensi Wirausaha. Dian Anugerah Prakasa. Bekasi.
LAMPIRAN
Lampiran
1. Investasi
Tabel 1. Daftar Investasi
|
No
|
Jenis biaya
|
Jumlah biaya
|
|
1.
2.
3.
4.
|
Mobil
Alat penggiling
Bangunan
Milk Can
|
Rp. 110.000.000
Rp.
13.000.000
Rp.
50.000.000
Rp.
10.000.000
|
|
|
Total
investasi
|
Rp.
183.000.000
|
Sumber
: Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.
Lampiran
2. Rincian Biaya
Tabel 2. Rincian Biaya
|
No
|
Jenis biaya
|
Jumlah biaya
|
|
1.
2.
|
Pajak
Gaji Karyawan
|
Rp.
150.000
Rp. 6.000.000
|
|
|
Total
biaya tetap
|
Rp.
6.150.000
|
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi
Perusahaan Peternakan, 2014.
Tabel 3. Biaya Tidak
Tetap
|
No
|
Jenis biaya
|
Jumlah biaya
|
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Pakan
Biaya Obat-obatan
Listrik
Air
Transportasi
|
Rp. 40.000.000
Rp. 500.000
Rp. 300.000
Rp 200.000
Rp. 1.5000.000
|
|
|
Total
biaya tidak tetap
|
Rp. 42.500.000.
|
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi
Perusahaan Peternakan, 2014.
Tabel 4. Biaya
Produksi
|
No
|
Jenis biaya
|
Jumlah biaya
|
|
1
2
|
Biaya Tetap
Biaya Tidak Tetap
|
Rp. 6.150.000
Rp. 42.500.000
|
|
|
Total
biaya produksi
|
Rp. 48.650.000
|
Sumber : Data
Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.
Lampiran 3. Daftar Penyusutan
Tabel 5. Penyusutan
|
NO
|
Macam
|
Nilai
Awal
(Rp)
|
Umur Ekonomis
|
Nilai
Akhir (Rp)
|
Penyusutan
pertahun
|
Penyusutan
perbulan
|
|
1.
|
Mobil
|
110.000.000
|
5 tahun
|
11.000.000
|
19.800.000
|
1.650.000
|
|
2.
3
|
Alat
Penggiling
Milk Can
|
13.000.000
10.000.000
|
3 tahun
5 tahun
|
1.300.000
1.000.000
|
3.900.000
900.000
|
325.000
75.000
|
|
Total
Penyusutan
|
50.100.000
|
4.175.000
|
||||
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi
Perusahaan Peternakan, 2014.
Lampiran
4. Neraca
Tabel 6.
Neraca Perbulan
|
Aktiva
|
Pasiva
|
|||
|
Aktiva Lancar
|
|
Hutang Lancar
|
Rp. 0
|
|
|
Persediaan
Kas
Total Aktiva Lancar
|
Rp. 33.550.000
Rp. 20.000.000
Rp.
53.550.000
|
Hutang Niaga
Total Utang Lancar
Total Utang Jangka Panjang
|
Rp.
0
Rp.
0
Rp. 0
|
|
|
Aktiva Tetap
|
|
Modal Usaha
|
Rp.
185.000.000
|
|
|
Bangunan
Mobil
Alat penggiling
Milk Can
Penyusutan
|
Rp.
50.000.000
Rp. 110.000.000
Rp. 13.000.000
Rp.
10.000.000
Rp.
4.175.000
|
Laba Ditahan
|
Rp. 55.725.000
|
|
|
Total
aktiva tetap
|
Rp.
187.175.000
|
|
|
|
|
Total aktiva
|
Rp. 240.725.000
|
Total Pasiva
|
Rp. 240.725.000
|
|
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi
Perusahaan Peternakan, 2014.
Lampiran 5. Laporan Laba Rugi
Penjualan/bulan = Rp. 4.000 x 28.350 liter
= Rp. 113.400.000
Penerimaan = Rp. 113.400.000
Pendapatan = Penerimaan – Biaya Tidak Tetap
= Rp. 113.400.000 – Rp. 42.500.000
= Rp. 70.900.000
Laba = Rp.
70.900.000
Pajak = 1% x RP. 70.900.000
= Rp. 7.090.000
EBIT = Rp.
70.900.000
EBT = EBIT – Bunga
= Rp. 70.900.000 – 0
= Rp. 70.900.000
EAT = EBT – Pajak
= Rp. 70.900.000 – Rp. 7.090.000
= Rp. 63.810.000/bulan
Investasi
= 183.000.000
= 34,87%
= 35
Jadi
return on investment perusahaan lebih
tinggi dari suku bunga bank 5% sehingga perusahaan baik untuk dijalankan.
PP bila cash flow sama tiap tahun:
PP =
investasi x 1 tahun
63.810.000
x 12
= 0,24
= 2 tahun 4 bulan
Jadi perusahaan
membutuhkan waktu 2 tahun 4 bulan
untuk mengembalikan modal usaha (payback
period).
MS
+ MA
= 70.900.000 x 100%
= 38,32%
= 38%
Jadi Rentabilitas ekonomi perusahaan lebih tinggi dari
suku bunga kredit yaitu 38%
MS
=
63.810.000 x 100%
= 34,49 %
= 34 %
Jadi Rentabilitas modal sendiri perusahaan lebih
tinggi dari suku bunga deposit yaitu 4%.
BEP (Unit Produksi) = Biaya Tetap
4.000
– 1.500
= 2.460 liter
1 – Biaya Variabel/unit
= 6.150.000
= Rp. 9.919.354
DOKUMENTASI
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |







Tidak ada komentar:
Posting Komentar