Kamis, 09 Juni 2016

laporan resmi praktikum bahan pakan dan formulasi ransum

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
BAHAN PAKAN DAN  FORMULASI RANSUM









Disusun oleh :
Kelompok IXA
Agita Melani                          23010113120011
Anwar Salahudin                  23010112120029
Hardian Rahmat H               23010113120032
Andrian Bagus N.                 23010113120041
Nunik Itasafitri                      23010113120046






JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
            Pakan merupakan bagian pengeluaran terbesar dalam peternakan, yaitu sebesar 70% biaya produksi berasar dari pakan. Pakan penting bagi ternak karena berperan penting dalam proses pertumbuahan dan reproduksi ternak.Bahan pakan merupakan sesuatu yang diberikan pada ternak (organik atau anorganik) yang dapat dicerna tanpa menggangu kesehatan ternak. Ada beberapa metode dalam uji kualitas bahan pakan, diantarannya yaitu uji organoleptis, uji biologis, uji kimia dan uji mikroskopis. Uji organoleptis yaitu pengamatan bahan pakan yang dapat dilakukan dengan panca indra. Pembagian bahan pakan menurut klasifikasi secara internasional dikelompokan menjadi 8, yaitu hijauan kasar atau jerami (contohnya : jerami padi dan bonggol jagung), hijauan segar (contohnya : rumput raja dan sentro), silase (contohnya : hijauan yang diawetkan), sumber energi (bekatul dan jagung giling), sumber protein (contohnya : bungkil kedelai dan tepung ikan), sumber mineral (contohnya : top mix dan tepung tulang), sumber vitamin ( contoh : vitamin B komplek dan vitachik) dan zat aditive (contohnya : kunyit dan jehe).
            Tujuan dari praktikum adalah mahasiswa mampu mengetahui cara menguji kualitas bahan pakan secara organoleptis dan menggolongkanya dalam klasifikasi bahan pakan secra internasional. Manfaat dari praktikum adalah mahasiswa dapat mengetahui cara menguji kualitas bahan pakan secara organoleptis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.      Bahan Pakan
Bahan pakan merupakan segala sesuatu yang diberikan kepada ternak baik orgnaik atau non organik untuk memenuhi kebutuhan ternak (Sudarmono, 2003). Bahan Pakan yang baik adalah bahan pakan yang mengandung seluruh nutrisi dalam kadar yang tinggi (Rasyaf, 1992).

2.2.      Klasifikasi Bahan Pakan Secara Internasional
            Bahan pakan adalah suatu bahan yang dimakan oleh ternak yang mengandung energi dan zat-zat gizi di dalam bahan pakan (Hartadi, 1993). Bahan makanan adalah bahan yang dapat dimakan, dan digunakan oleh ternak untuk pertumbuhan, produksi dan hidup pokok ternak (Tillman et al., 1991). Kebutuhan ternak akan pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah nutrisi setiap harinya sangat tergantung pada jenis ternak, umur, fase pertumbuhan (dewasa, bunting dan menyusui), kondisi tubuh dan lingkungan tempat hidupya serta bobot badannya (Tomaszweska, 1993). Klasifikasi bahan pakan secara internasional telah membagi bahan pakan menjadi 8 kelas, yaitu hijauan kering, pasture atau hijauan segar, silase, sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin, dan zat additive (Tillman et al., 1991).

2.2.1.   Hijauan Kering
Hijauan kering adalah rumput dan daun-daunan leguminosa yang sengaja dikeringkan agar dapat disimpan dalam waktu yang lama dan digunakan sebagai cadangan bahan pakan ternak pada musim kekurangan pakan. Pemberian jerami pada beberapa ternak akan menunjukkan defisiensi vitamin A karena terjadinya penurunan suplementasi vitamin A saat proses fermentasi di dalam rumen ternak (Lubis, 1992). Kelas ini mengikutsertakan semua hijauan dan jerami yang dipotong dan dirawat, dan produk lain dengan lebih dari 10% serat kasar dan mengandung lebih dari 35% dinding sel (Hartadi et al.,1990). Bahan yang termasuk dalam kelas hijauan kering adalah semua hay jerami kering, dry fodder, drystover dan semua bahan pakan kering yang berisi 18% atau lebih serat kasar (Rasyaf, 1994).

2.2.1.1. Jerami Jagung, jerami jagung adalah salah satu jenis hijauan yang dapat dibuat silase dan dapat digunakan sebagai pakan. Sebagai limbah pertanian, jerami jagung mengandung NDF (neutral detergent fiber) dan ADF(aciddetergent fiber) yang tinggi, sehingga apabila dibuat silase masih memerlukan tambahan bahan lain (Anas dan Andy, 2010). Jerami jagung memiliki kandungan BETN 37,9 %, serat kasar 35,7 %, dan protein kasar 3,7- 4,3 % (Agus, 2007).

2.2.1.2. Kulit Kacang Tanah, kulit kacang tanah dapat digunakansebagai campuran  pakan ternak(susanti, 2009). Kulit kacang tanah memiliki kandung nutrisi dengan BETN 11,5 % untuk bahan yang diberikan dan 34,1 % atas dasar bahan kering, serat kasar 39,9 – 40,2%, protein kasar 14,0 – 15 % (Agus, 2007).
2.2.2.   Hijauan Segar atau Pastura
Pastura merupakan tanaman padangan, semua hijauan yang dipotong atau tidak, dan diberikan dalam keadaan segar(Hartadi et al., 1990). Pastura atau tanaman padangan merupakan tanaman yang sengaja ditanam guna diberikan pada ternak dalam keadaan segar (Supriyadi dan Musofie, 2002).

2.2.2.1. Rumput Raja, rumput raja (Pennisetum purpureophoides) merupakan rumput yang tumbuh tegak berumpun,batang tebal, daun yang agak lebar, ada bulu pada helaian daun dekat ligula (Rukmana,2005). . Rumput raja memiliki kandungan nutrien serat kasar sebesar 21,73%, protein kasar 16,30%  dan kadar abu 8% (Astuti,  2011).

2.2.2.2. Rumput Brachiaria brizant, rumput  Brachiaria brizanta mengandung kadar abu 3,0%, lemak kasar 0,6%, serat kasar 5,9%, BETN 88,5% dan protein kasar 2,0% dalam 100% bahan kering (Hartadi et al. 1990). Rumput Brachiaria brizantadapat memproduksi hijauan segar 154 ton/ha/th (Rukmana, 2005).

2.2.3.   Silase
Silase adalah hijauan pakan ternak yang disimpan dalam keadaan segar ( kadar air 60-70%) di dalam suatu tempat yang disebut silo,silase digunakan pada saat musim kemarau atau pada saat kekurangan pakan (Aminudin,1986). Pembuatan rumput silase ada beberapa cara salah satunya didalam lubang atau liang tanah baik juga hasilnya sehingga dapat dianjurkan pembuatannya ditempat tempat yang sering timbul kekurangan makanan ternak besar (Lubis,1963). Silase merupakan hijauan segar yang diawetkan seperti jenis  rumput dan leguminosa (Santoso,1986).

2.2.4.   Sumber Energi
Sumber energi adalah bahan pakan yang mengandung energi lebih dari 2250 Kkal/kg yang termasuk kelompok ini adalah bahan-bahan dengan protein kasar kurang dari 20%, atau dinding selnya kurang dari 35%.Sebagai contohnya, biji-bijian, buah-buahan, kacang-kacangan, akar-akaran, umbi-umbian (Santoso,1986). Energi didapat dari beberapa sumber seperti karbohidrat, protein dan lemak, pada ruminansia karbohidrat dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) dan Serat Kasar (SK) yang biasanya terdapat pada hijauan pakan (Rianto dan Purbowati, 2011).

2.2.4.1. Jagung, jagung merupakan golongan bahan pakan sumber energi karena memilik Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN), merupakan karbohidrat yang larut dalam air (monosakarida,disakarida,pati, dan mungkin sebagian hemiselulosa (Rianto dan Purbowati,2011). Jagung mengandung protein 8,9% dan mempunyai rasa yang manis karena memiliki fruktosa yang tinggi sebagai energi untuk metabolisme ternak (Santoso, 1986).

2.2.4.2. Tepung gaplek, tepung gaplek merupakan bahan pakan yang berasal dari singkong yang direndam kedalam air kemudian di keringkan lalu kupas kulitnya dan tumbuk hingga halus. Tepung gaplek merupakan salah satu sumber karbohidrat, maka dari itu tepung gaplek merupakan salah satu sumber energi yang baik untuk ternak (Sutama dan Budiarsana,2009). Bahan Pakan dikatakan sumber energi jika memiliki serat kasar lebih dari 80% (Agus,1990)

2.2.4.3. Ampas Kelapa, ampas kelapa merupakan bahan pakan dari sisa kelapa yang sudah di ambil sarinya. Ampas kelapa termasuk golongan sumber energi karena memiliki serat kasar yang tinggi dan kandungan protein sekitar 14% (Rianto Purbowati, 2011). Bahan pakan yang manis memiliki kadar fruktosa yang tinggi dan baik untuk di jadikan sumber energi ternak seperti halnya pada ampas kelapa yang memilik rasa manis (Santoso,1986).

2.2.4.4. Sorghum Putih, sorghum putih merupakan bahan pakan sumber energi karena memiliki serat kasar lebih dari 80 % (Agus,1990). Pakan sumber energi adalah pakan yang mengandung karbohidrat tinggi dan biasanya berupa pakan yang memiliki kadar serat yang tinggi (Sutama dan Budiarsana,2009).

2.2.5.   Sumber Protein
            Protein merupakan senyawa kimia yang tersusun dari asam–asam amino. Kebutuhan protein tiap ternak berbeda–beda menurut jenis kelamin, umur dan bobot badan namun perbandingan asam amino esensial ternak adalah sama (Samadi 2012). Syarat bahan pakan yang menjadi sumber protein harus memiliki kandungan protein lebih dari 20%. Ternak ruminansia dapat hidup dengan ransum berkualitas protein rendah dan mampu memanfaatkan senyawa NPN (non protein nitrogen) untuk pembentukan protein mikroba sebagai protein dalam pakannya (Uhi, 2006).   

2.2.5.1. Bungkil Kedelai, merupakan hasil pengolahan kedelai dengan cara diambil minyaknya untuk dijadikan sebagai bahan pakan. Bahan pakan sumber protein dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan (contohnya : bungkil dan kacang-kacangan) dan hewan (contoh : tepung ikan, tepung darah, tepung daging dll) (Sunarso dan Christiyanto, 2011). Bungkil kedelai biasa digunakan sebagai campuran ransum untuk ternak unggas. Bungkil kedelai merupakan salah satu bahan pakan yang sangat baik bagi ternak, kadar protein pada bungkil kedelai dapat mencapai 50% (Uhi, 2006).

2.2.5.2. Limbah udang, merupakan hasil samping dari penggolahan udang yang dijadikan sebagai bahan pakan dan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Cangkang udang mengandung 20-30% senyawa kitin, 21% protein dan 40-50% mineral (Hargono, 2008). Sebagian besar limbah udang yang dihasilkan oleh usaha pengolahan udang berasal dari kepala, kulit dan ekornya. Kulit udang mengandung protein 25%-40%, kitin 15%-20% dan kalsium karbonat 45%-50% (Swastawati et al ., 2008).

2.2.6.   Sumber Mineral
            Mineral merupakan  senyawa anorganik yang diperlukan dalam jumlah sedikit namun berfungsi cukup penting bagi tubuh. Mineral dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan ruminansia(Uhi, 2006). Mineral dapat dibedakan menjadi 2, yaitu mineral mikro dan mineral makro. Kalsium dan Phospor merupakan golongan  makro  mineral  yang  dibutuhkan oleh  ayam  petelur, oleh sebab itu perlu ada penambahan kalsium dalam pakan dengan menggunakan bahan pakan sumber  kalsium (Rahadianto, 2013).

2.2.6.1. Tepung cangkang telur, merupakan tepung yang terbuat dari bahan baku cangkang telur, poses pembuatanya dengan cara pengeringan dan penghalusan serta biasa digunakan sebagai bahan pakan sumber mineral. Kulit telur terdiri atas97% kalsium karbonat. Selain itu, rerata dari kulit telur mengandung 3% fosfor dan 3% terdiri atas magnesium, natrium, kalium, seng, mangan, besi, dan tembaga (Syam et al., 2014). Cangkang telur mengandung hampir 95,1% terdiri atas garam-garam anorganik 3,3% bahan organik, terutama protein (Sitous,2009).

2.2.6.2.Top mix, merupakan campuran beberapa bahan pakan yang memiliki kandungan mineral yang tinggi. Top mix digunakan dalam campuran ransum tetapi dalam jumlah sedikit (Aslamsyah dan Muhamad, 2012). Top mix dapat di uji kualitasnya menggunkan uji organoleptis yang dapat dilakukan menggunakan beberapa cara, diantaranya yaitu melihat, mencium, merasakan dan meraba (Kushartono, 2000).

2.2.7.   Sumber Vitamin
Sumber vitamin merupakan pakan yang memiliki kandungan vitamin yang tinggi (Siaka, 2009). Vitamin merupakan senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh ternak yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh (Sudarmono, 2003).

2.2.7.1. Vitachik, merupakan bahan pakan yang termasuk dalam sumber vitamin. Vitachick berbentuk serbuk, berbau khas seperti obat, berwarna orange, memiliki rasa asam, bertekstur halus, berbentuk serbuk. Vitachick memiliki kandungan vitamin yang tinggi, berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan ayam. Vitachick diberikan kepada ayam untuk mempercepat pertumbuhan ayam (Winarno, 1994). Vitachickmerupakan bahan pakan yang memiliki fungsi untuk mempercepat pertumbuhan (Rasyaf, 1992).

2.2.8.   Zat Aditif
Zat Aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas makanan, menambahkan kelezatan dan mengawetkan makanan (Sudarmono, 2003).Penggunaan bahan tambahan atau zat aditif pada pakan semakin meingkat, terutama setelah adanya penemuan-penemuan termasuk keberhasilan dalam mensntesis bahan kimia baru yang lebih praktis, murah dam mudah diperoleh (Siaka, 2009).

2.2.8.1.Asam cuka, berfungsi untuk menambah cita rasa, mengurangi rasa manis, dapat pula memperbaiki tekstur, selain itu asam cuka jugadapat berperan sebgai pengawet, dimana asam cuka akan menurunkan ph bahan pakan sehinggadapat menghambat bakteri pembusuk (Winarno, 1994). Cuka bersifat asam serta berbentuk cair dan berwarna putih bening (Suhaidi, 2003).




BAB III
METODELOGI
Praktikum Bahan Pakan Formulasi Ransum dengan materi Uji Organoleptik dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 05 Desember 2014 pada pukul 15.00 - 17.00 WIB. dilaksanakan di Gedung A lantai 1 Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.

3.1.      Materi
Materi yang digunakan dalam praktikum Uji Organoleptik adalah berbagai jenis bahan pakan yaitu Pakan Hijauan Kering, Hijauan Segar (Pastura), Pakan Sumber Energi, Pakan Sumber Protein, Pakan Sumber Mineral, Pakan Sumber Vitamin, dan Pakan Sumber Additif yang terdiri dari rumput raja, jerami jagung, cuka,,tepung gaplek, jagung, bungkil kedelai, vitachick, cangkang telur, rumput bebe, kulit kacang tanah, mengkudu, ampas kelapa, sorgum putih dan top mix. Adapun alat-alat yang digunakan adalah selembar kertas sebagai tempat bahan pakan dan alat tulis untuk mencatat klasifikasi bahan pakan yang tersedia.

3.2.      Metode          
Metode yang digunakan dalam Uji Organoleptik adalah pertama yang perlu dilakukan yaitu menyiapkan seluruh bahan pakan yang akan digunakan untuk praktikum. Menempatkan bahan pakan kedalam toples dan memberi label berdasarkan nama bahan kemudian menyiapkan alat tulis. Melakukan uji dengan membedakan jenis pakan berdasarkan standar internasional dan uji organoleptik berdasarkan warna, rasa, bentuk, tekstur, dan bau. Menggolongkan bahan pakan berdasarkan tata urutan menurut klasifikasi bahan pakan secara Internasional. Mencatat hasil pengamatan kedalam kertas yang sudah dipersiapkan.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.            Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil praktikum Identifikasi Bahan Pakan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengklasifikasi Jenis Bahan Pakan

No

Bahan Pakan

Warna

Bau

Rasa

Tekstur

Bentuk

Kelas
1
Jeruk Nipis
Hijau
Khas
Kecut
Kasar
Bulat
Bahan aditif
2
Tetes
Hitam
Khas
Manis
Halus
Cair
Sumber energi
3
Cuka
Putih
Khas
Asam
Halus
Cair
Bahan Adittif
4
Tepung Kulit Kerang
Abu-abu
Khas
Khas
Kasar
Serbuk
Sumber Mineral
5
Sorgum Coklat
Coklat
Tidak Bau
Hambar
Halus
Butiran
Sumber Energi
6
Gamal
Hijau
Khas
Pahit
Halus
Lembaran
Sumber Protein
7
Jahe
Coklat
Khas
Pedes
Kasar
Rimpang
Bahan adittif
8
Eceng Gondok
Hijau
Khas
Pahit
Kasar
Helai
Hijauan
9
Ampas Kelapa
Putih
Khas
Gurih
Kasar
Serbuk
Sumber energi
10
Rumput Lapang
Hijau
Khas
Pahit
Kasar
Lembaran
Hijauan
11
Tepung Gaplek
Putih
Khas
Hambar
Halus
Serbuk
Sumber Energi
12
Tepung Cangkang
Coklat
Amis
Hambar
Kasar
Pecahan
Sumber Mineral
13
Millet Merah
Merah Bata
Khas
Hambar
Halus
Butiran
Sumber Energi
14
Garam
Putih
Khas
Asin
Kasar
Serbuk
Sumber Protein
15
Millet Putih
Putih Kekuningan
Khas
Hambar
Halus
Butiran
Sumber Energi
16
Kacang Tanah
Coklat
Khas
Khas
Halus
Bijian
Sumber Protein
17
Biji Kedelai
Putih Kecoklatan
Khas
Khas
Halus
Bijian
Sumber Protein
18
Biji Kacang Hijau
Hijau
Khas
Khas
Agak Kasar
Bijian
Sumber Protein
19
Ampas Tahhu
Putih
Asam
Gurih
Lembek
Gumpal
Sumber Protein
20
Onggok
Putih
Khas
Hambar
Halus
Tepung
Sumber Energi
21
Rumput Gajah
Hijau
Khas
Khas
Kasar Berbulu
Helai
Hijauan
22
Rumput Raja
Hijau
Khas
Khas
Kasar Berbulu
Helai
Hijauan
23
Alang-alang
Hijau
Khas
Khas
Kasar
Helai
Hijauan
24
Vita Chick
Orange
Khas Obat
Gurih
Lembut
Serbuk
Sumber Vitamin
25
Mineral Mix
Putih
Tak bau
Hambar
Kasar
Serbuk
Sumber Mineral
26
Bonggol Jagung
Putih
Tak bau
Hambar
Kasar
Bonggolan
Pakan Kasar
27
Vita Stress
Kuning
Khas
Gurih
Lembut
Serbuk
Sumber Vitamin
28
Rumput Bebe
Hijau
Hijauan
Pahit
Kasar
Rumput
Hijauan
29
Singkong
Coklat
Khas
Hambar
Kasar
Umbian
Sumber Energi
30
Tepung Jangkrik
Coklat
Amis
Gurih
Kasar
Serbuk
Sumber Protein
31
Mengkudu
Hijau
Khas
Pahit
Berbintil
Bulat
Bahan Adittif
32
Jerami Jagung
Coklat
Hijauan Kering
Hambar
Kasar
Hijauan Kering
Pakan Kasar
33
Klobot jagung
Hijau layu
Khas
Hambar
Halus
Lembaran
Sumber Energi
34
Tepung Tulang
Putih
Mineral
Gurih
Kasar
Serbuk
Sumber Mineral
35
Jagung
Kuning
Tidak bau
Hambar
Halus
Biji
Sumber Energi
36
Kulit Kacang
Krem
Tidak Bau
Gurih
Kasar
Kulit pecahan
Pakan Kasar
37
Sorgum Putih
Putih
Tidak bau
Hambar
Halus
Bijian
Sumber energi
38
Bungkil Kelapa
Coklat
Tengik
Hambar
Kasar
Serbuk
Sumber Protein
39
Ampas Kelapa
Putih
Khas
Gurih
Kasar
Serbuk
Sumber Energi
40
Biji Kapuk
Hitam kecoklatan
Khas
Hambar
Halus
Butiran
Sumber Energi
41
Biji Bunga Matahari
Coklat
Khas
Gurih
Halus
Bijian
Sumber Energi
42
Tepung Udang
Krem
Amis
Gurih
Kasar
Serbuk
Sumber Protein
43
Dedak
Coklat kekuningan
Khas
Khas
Kasar
Serbuk
Sumber Energi
44
Bungkil Kedelai
Coklat Kekuningan
Khas
Khas
Kasar
Serbuk
Sumber Protein
45
Tepung Ikan
Coklat
Amis
Ikan
Kasar
Serbuk
Sumber Protein
46
Bekatul
Krem
Khas
hambar
Kasar
Serbuk
Sumber Energi
Sumber : Data Primer Praktikum Bahan Pakan Formulasi Ransum, 2014.

                                    






4.2.      Klasiifikasi Bahan Pakan
            Pakan merupakan bahan pakan yang dimakan ternak serta mengandung energi, protein, dan nutrien lainnya yang dibutuhkan oleh ternak.Kualitas bahan pakan ditentukan oleh kandungan nutrien atau komposisi kimianya. Berdasarkan sifat karakteristik fisik dan kimianya, serta penggunaannya secara internasional bahan pakan dibagi menjadi delapan kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Hartadi (1993)yang menytakan bahwa bahan pakan adalah suatu bahan yang dimakan oleh ternak yang mengandung energi dan zat-zat gizi di dalam bahan pakan. Tillman et al., (1991) menambahkan bahwa klasifikasi bahan pakan secara internasional telah membagi bahan pakan menjadi 8 kelas, yaitu hijauan kering, pasture atau hijauan segar, silase, sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin dan zat additive

4.2.1.  Hijauan kering dan jerami
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, bahan pakan yang termasuk hijauan kering dan jerami adalah klobot jagung, tongkol jagung, kulit kacang tanah dan kulit kedelai. Hal ini sesuai dengan pendapat Hartadi et al. (1990) yang menyataka bahwa bahan pakan yang termasuk dalam kelas nomor satu adalah hay, jerami, fodder (bagian material dari tanaman jagung atau sorghum), sekam dan kulit biji polongan. Hijauan kering dan jerami merupakan kelas nomor satu dalam klasifikasi internasional, karena kelas ini berupa hijauan dan bahan pakan baik berupa legum maupun graminae yang sudah diambil hasil utamanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hartadi et al. (1990) yang menyatakan bahwa kelas ini mengikutsertakan semua hijauan dan jerami yang dipotong dan dirawat, dan produk lain dengan lebih dari 10% serat kasar dan mengandung lebih dari 35% dinding sel. Rasyaf(1994) menambahkan bahwa yang termasuk kelas hijauan kering dan jerami adalah semua hay, jerami kering, dry fodder, dry stover dan semua bahan makanan kering yang berisi 18% atau lebih serat kasar.

4.2.1.1. Jerami Jagung, berdasarkan data praktikum uji organoleptik, jerami jagung memiliki warna hijau, rasa tawar, bentuk panjang, tekstur kasar, bau khas, dan masuk dalam klasifikasi hijauan kering dan jerami. Hal ini sesuai dengan pendapat Hartadi et al.(1990) yang menyatakan bahwa kelas bahan kering dan jerami mengikut sertakan semua hijauan dan jerami yang dipotong dan dirawat, dan produk lain dengan lebih dari 10% serat kasar dan mengandung lebih dari 35% dinding sel. Contoh dari hijauan kering dan jerami adalah hay, jerami, fodder, stover, sekam, kulit biji polongan. Menurut Agus (2007) bahwa jerami jagung memiliki kandungan BETN 37,9 %, serat kasar 35,7 %, dan protein kasar 3,7- 4,3 %.

4.2.1.2. Kulit Kacang Tanah, berdasarkan data praktikum uji organoleptik, kulit kacang tanah berbentuk kulit, berbau khas, memiliki tekstur kasar, rasa yang gurih dan berwarna krem, serta termasuk dalam kelas 1. Hal ini sesuai dengan pendapat Hartadi et al. (1990) yang menyatakan bahwa bahan pakan yang termasuk dalam kelas nomor satu adalah hay, jerami, fodder, sekam dan kulit biji polongan dan kulit kacang memiliki kandungan BK 86%, abu 8,1%, SK 24,8%, BETN 39,5% dan PK 14,3%. Menurut Agus (2007) bahwa hay dan jerami termasuk dalam kelas ini. Kulit kacang tanah memiliki kandungan nutrisi dengan BETN 11,5 % untuk bahan yang diberikan dan 34,1 % atas dasar bahan kering, serat kasar 39,9 – 40,2%, protein kasar 14,0 – 15 %.

4.2.2.   Pastura
Pastura merupakan kelas nomor dua dalam klasifikasi internasional, karena kelas ini berupa rumput atau tanaman atau bahan pakan yang ada di padang penggembalaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hartadi et al. (1990) yang menyatakan bahwa pastura merupakan tanaman padangan, semua hijauan yang dipotong atau tidak, dan diberikan dalam keadaan segar. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, bahan pakan yag termasuk pastura adalah rumput gajah, rumput raja, daun gamal, eceng gondok, rumput lapang, rumputBrachiaria brizantha, sentro, kalopo, kaliandra dan alang-alang. Hal ini diperkuat pendapat Supriyadi dan Musofie (2002) menyatakan bahwa Pastura atau tanaman padangan merupakan tanaman yang sengaja ditanam guna diberikan pada ternak dalam keadaan segar.

4.2.2.1. Rumput Raja, berdasarkan data praktikum pengenalan bahan pakan, rumut raja berbentuk helaian daun yang sejajar, berbau khas, memiliki tekstur halus, rasanya pahit dan berwarna hijau, serta termasuk ke dalam kelas 2 yaitu hijauan segar (pastura). Hal ini sesuai pendapat Rukmana (2005)yang menyatakan bahwa rumput raja (pennisetum purpureophoides) merupakan rumput yang tumbuh tegak berumpun,batang tebal, daun yang agak lebar, ada bulu pada helaian daun dekat ligula.Pendapat ini diperkuat Astuti (2011) yang menyatakan bahwa rumput raja memiliki kandungan nutrien serat kasar sebesar 21,73%, protein kasar 16,30%  dan kadar abu 8%.

4.2.2.2. Rumput Brachiaria brizantha, berdasarkan data praktikum pengenalan bahan pakan, rumput Brachiaria brizanta berbentuk daun sejajar, berbau khas, tekstur halus, rasanya pahit dan berwarna hijau, serta termasuk ke dalam kelas 2 yaitu hijauan segar (pastura). Hal ini sesuai dengan pendapat Hartadi et al. (1990) yang menyatakan bahwa rumputBrachiaria brizanta merupakan bahan pakan yang memilikikadar abu 3,0%, lemak kasar 0,6%, serat kasar 5,9%, BETN 88,5% dan protein kasar 2,0% dalam 100% bahan kering. Hal ini diperkuatoleh pendapat Rukmana (2005) yang menyatakan bahwa rumput Brachiaria brizantadapat memproduksi hijauan segar 154 ton/ha/th.

4.2.3.   Silase
Berdasarkan hasil praktikum, silase adalah hijauan segar yang diawetkan di dalam silo dengan bantuan mikroorganisme. Hal ini sesuai dengan pendapat Aminudin (1986) yang menyatakan silase merupakan hijauan pakan ternak yang disimpan dalam keadaan segar (succulent, kadar air 60-70%) di dalam suatu tempat yang disebut silo. Santoso (1986) menyatakan bahwasilase merupakan hijauan segar yang diawetkan seperti rumput dan leguminosa. Silase digunakan pada saat musim kemarau atau pada saat kekurangan pakan. Pembuatan rumput silase ada beberapa cara salah satunya didalam lubang atau liang tanah baik juga hasilnya sehingga dapat dianjurkan pembuatannya ditempat tempat yang sering timbul kekurangan makanan ternak besar.
4.4.4.   Sumber Energi
Berdasarkan hasil praktikum Bahan Pakan Formulasi Ransum dengan materi klasifikasi bahan pakan di peroleh hasil bahwa sumber energi adalah bahan pakan yang mengandung persentase serat kasar tinggi di bandingkan tingkat persentase nutrisi lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso (1986) yang menyatakan bahwa sumber energi lebih dari 2250 Kkal/kg dan memiliki serat kasar tinggi. Bahan pakan sumber energi di bagi menjadi 2 yaitu Serat Kasar dan  BETN. Hal ini sesuai dengan pendapat Rianto dan Purbowati (2011) yang menyatakan bahwa Karbohidrat dibagi menjadi 2 golongan besar dalam pemberian pakan ruminansia Bahan Ekstrak Tiada Nitrogen (BETN) dan Serat Kasar (SK).
.
4.4.4.1. Jagung, berdasarkan hasil praktikum Bahan Pakan Formulasi Ransum dengan materi klasifikasi bahan pakan di peroleh hasil bahwa jagung berwarna kuning, tidak bau, memiliki rasa hambar, tekstur halus dan berbentuk butiran. Jagung merupakan salah satu makanan pokok pengganti sebagai sumber karbohidrat. Hal ini sesuai dengan pendapat Rianto dan Purbowati (2011) yang menyatakan bahwa jagung merupakan golongan bahan pakan sumber energi karena memiliki karbohidrat yang larut dalam air monosakarida, disakarida,pati. Jagung memiliki kandungan PK 8,9% dan memiliki rasa manis yang menandakan ada kadar gula di dalamnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso (1986) yang menyatakan bahwa jagung mempunyai kandungan protein 9% dan TDN 81% serta memiliki rasa yang manis karena memiliki fruktosa yang tinggisebagai energi untuk metabolisme ternak.

4.4.4.2. Tepung gaplek, berdasarkan hasil praktikum Bahan Pakan Formulasi Ransum dengan materi klasifikasi bahan pakan di peroleh hasil bahwa tepung gaplek berwarna putih, memiliki bau yang khas, rasa yang hambar, mempunyai tekstur halus, berbentuk serbuk. Tepung gaplek adalah bahan pakan yang terbuat dari singkong yang telah dikeringkan dan di haluskan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutama dan Budiarsana (2009) yang menyatakan bahwa tepung gaplek merupakan bahan pakan yang berasal dari singkong yang direndam kedalam air kemudian di keringkan lalu kupas kulitnya dan tumbuk hingga halus. Tepung gaplek. Tepung gaplek merupakan bahan pakan yang memilik kadar air yang rendah dan padat. Hal ini sesuai dengan pendapat Agus (1990) yang menyatakan bahwa bahan pakan dikatakan sumber energi jika memiliki serat kasar lebih dari 80%.

4.4.4.3. Ampas Kelapa, berdasarkan hasil praktikum Bahan Pakan Formulasi Ransum dengan materi klasifikasi bahan pakan di peroleh hasil bahwa ampas kelapa memiliki warna putih, bau yang khas, rasa hambar, tekstur halus, berbentuk serbuk. Ampas kelapa adalah sisa dari kelapa yang di perah sari sarinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Rianto dan Purbowati (2011) yang menyatakan bahwa ampas kelapa bahan pakan dari sisa kelapa yang sudah di ambil sarinya. Rasa dasar dari buah kelapa adalah manis yang menandakan adanya kadar gula pada ampas kelapa. Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso (1986) yang menyatakan bahwa bahan pakan yang manis memiliki kadar fruktosa yang tinggi.

4.4.4.4. Sorghum Putih, berdasarkan hasil praktikum Bahan Pakan Formulasi Ransum dengan materi klasifikasi bahan pakan di peroleh hasil bahwa sorghum putih memiliki warna putih, tidak berbau, rasa hambar, bertekstur halus, berbentuk bijian. Sorghum putih adalah bahan pakan yang mengandung karbohidrat tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutama dan Budiarsana (2009) yang menyatakan bahwa bahan pakan yang memiliki karbohidrat tinggi merupakan bahan pakan sumber energi.Sorghum putih memiliki serat kasar yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Agus (1990) yang menyatakan bahwa sorghum putih memiliki serat kasar lebih dari 80%.

4.4.5.   Sumber Protein
Berdasarkan hasil praktiikum bahan pakan yang mengandung protein harus memiliki kandugan protein kasar (PK) lebih dari 20%. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunarso dan Christiyanto (2011) yang menyatakan bahwa sumber protein adalah pakan yang mengandung protein lebih dari 20%. Bahan pakan yang termasuk sumber protein ada 2, yaitu nabati dan hewani. Contoh sumber nabati diantaranya, yaitu bungkil kedelai dan bungkil kacang tanah sadangkan contoh  sumber protein hewani daiantaranya tepung ikan, limbah udang, tepung daging dan tepung darah. Hal ini sesuai dengan pendapat Uhi (2006) yang menyatakan bungkil kedelai merupakan salah satu bahan pakan yang sangat baik bagi ternak, kadar protein pada bungkil kedelai dapat mencapai 50%.
4.4.5.1. Bungkil Kedelai, berdaarkan hasil prektikum menggunakan uji organoleptis bungkil kedelai memiliki warna kuning , tekstur kasar, bau yang khas dan rasa yang sedikit hambar. Bungkil kedelai merupakan salah satu bahan pakan sebagai sumber protein karena memiliki kandungan protein lebih dari 20%. Hal ini sesuai dengan pendapat Uhi (2006) yang menyatakan bahwa bungkil kedelai merupakan salah satu bahan pakan yang sangat baik bagi ternak, kadar protein pada bungkil kedelai dapat mencapai 50%. Bungkil kedelai dalam ransum biasa dicampurkan dalam jumlah sedikit karena harga yang lebih mahal. Hal ini sesuai dengan pendapat Kushartono (2000) yang menyatakan bahwa bungkil kedelai sebagai salah satu bahan pokok penting biasa diberikan 5-20% dalam ransum ayam.

4.4.5.2. Limbah Udang, berdasarkan hasil prakatikum menggunakan uji organoleptis limbah udang memiliki waarna krem, berbau amis, rasa yang gurih, tektur yang kasar dan berbentuk serbuk. Hal ini sesuai dengan pendapat Kushartono (2000) yang menyatakan bahwa dalam penentuan kualitas bahan pakan secara organoleptis  dapat dilakukan dengan cara melihat, mencium, merasakan dan meraba. Limbah udang termasuk bahan pakan yang termasuk sumber protein karena memiliki kandungan protein lebih dari 20%. Hal ini sesuai dengan pendapat Swastawati et al.(2008) yang menyatakan bahwa kulit udang mengandung protein 25%- 40%, kitin 15%- 20% dan kalsium karbonat 45%- 50%.


4.2.6.   Sumber Mineral
Berdasarkan hasil praktikum menggunakan uji organoleptis tepung cangkang telur memiliki warna coklat, berbau amis, rasa hambar, tekstur kasar dam berbentuk serbuk. Hal ini sesuai dengan pendapat Kushartono (2000) yang menyatakan bahwa dalam penentuan kualitas bahan pakan secara organoleptis  dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu melihat, mencium, merasakan dan meraba. Tepung cangkang telur merupakan bahan pakan sebagai sumber mineral karena memiliki kandugan kalsium yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Syam et al. (2014) yang menyatakan bahwa kulit telur terdiri atas 97% kalsium karbonat. Kulittelur mengandung 3% fosfor dan 3% terdiri atas magnesium, natrium, kalium, seng, mangan, besi, dan tembaga.

4.2.6.1. Tepung cangkang telur, berdasarkan hasil praktikum menggunakan uji organoleptik cangkang telur memiliki coklat, berbau amis, rasa hambar, tekstur kasar dam berbentuk serbuk. Hal ini sesuai pendapat pendapat Kushartono (2000) yang menyatakan bahwa dalam penentuan kualitas bahan pakan secara organoleptis  dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu melihat, mencium, merasakan dan meraba. Tepung cangkang telur merupakan tepung yang terbuat dari bahan baku cangkang telur, poses pembuatanya dengan cara pengeringan dan penghalusan serta biasa digunakan sebagai bahan pakan sumber mineral. Hal ini sesuai pendapat Syam et al. (2014)yang menyatakan bahwa kulit telur terdiri atas 97% kalsium karbonat. Selain itu, rerata dari kulit telur mengandung 3% fosfor dan 3% terdiri atas magnesium, natrium, kalium, seng, mangan, besi, dan tembaga.

4.4.6.2. Top Mix, berdasarkan hasil praktikum menggunakan uji organoleptis, topmix memiliki warna warna putih , tidak berbau, rasa hambar, tekstur kasar dam berbentuk serbuk. Hal ini sesuai dengan pendapat Kushartono (2000) yang menyatakan bahwa dalam penentuan kualitas bahan pakan secara organoleptis dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu melihat, mencium, merasakan dan meraba. Topmix merupakan bahan pakan sebagai sumber mineral karena terdiri dari berbagai macam campuran mineral diantaranya adalah kalsium, phospor, dll serta diperlukan dalam jumlah sedikit dalam ransum. Hal ini sesuai dengan pendapat  Aslamsyah dan Muhamad (2012) yang menyatakan bahwa mineral mix digunakan dalam campuran ransum tetapi dalam jumlah sedikit.

4.4.7.   Sumber Vitamin
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sumber vitamin merupakan bahan pakan yang memiliki kandungan vitamin yang tinggi. Kandungan vitamin pada bahan pakan berfungsi untuk pertumbuhan dan kekebalan tubuh ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudarmono (2003) yang menyatkan bahwa vitamin diberikan untuk proses kegiatan dan pengaturan tubuh. Hal ini diperkuat dengan pendapat Siaka(2009) yang menyatakan bahwa sumber vitamin merupakan bahan pakan dengan kandungan vitamin yang cukup tinggi.

4.4.7.1. Vitachick, berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa vitachick merupakan bahan pakan yang termasuk dalam sumber vitamin. Vitachick berbentuk serbuk, berbau khas seperti obat, berwarna orange, memiliki rasa asam, bertekstur halus, berbentuk serbuk. Vitachick memiliki kandungan vitamin yang tinggi, berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan ayam. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarno (1994) yang menyatkan bahwa vitachick diberikan kepada ayam untuk mempercepat pertumbuhan ayam. Hal ini diperkuat dengan pendapat Rasyaf(1992) yang menyatakan bahwa bahwa vitacik merupakan bahan pakan yang dapat mempercepat pertumbuhan.

4.4.8.   Aditif
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa bahan aditif adalah bahan pakan yang diberikan kepada ternak berupa bahan pakan tambahan.Bahan aditif ini ada yang berupa bahan tambahan warna, penambah rasa, dan penambah bau.Hal ini sesuai dengan pendapat Siaka (2009) yang menyatakan bahwa bahan tambhan dapat berupa penambah rasa, penambah baudan penambah warna.Hal ini diperkuat dengan pendapat Sudarmono (2003) yang menyatakan bahwa bahan aditif adalah bahan yang ditambahkan dalam bahan pakan.

4.4.8.1. Cuka, berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapt diketahui bahwa cuka memiliki rasa yang asam, baunya khas cuka, warnanya bening, berbentuk cair.Cuka termasuk dalam bahan pakan aditif, karena cuka diberikan untuk menambah rasa pada bahan pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Winarno (1994) bahwa asam cuka berfungsi untuk menambah cita rasa, mengurangi rasa manis, dapat pula memperbaiki tekstur, selain itu asam cuka juga dapat berperan sebgai pengawet, dimana asam cuka akan menurunkan pH bahan pakan sehinggadapat menghambat bakteri pembusuk. Hal ini diperkuat dengan pendapat Suhaidi (2003) yang menyatakan bahwa cuka bersifat asam serta berbentuk cair dan berwarna putih bening.







BAB V
KESIMPULAN
Klasifikasi bahan pakan secar internasional meliputi pakan kasar contohnya jerami jagung dan kulit kacang. Hijauan segar contohnya rumput raja dan rumput bebe. Silase tidak yaitu hijauan segar yang sengaja disimpan contoh silase jerami. Sumber energi contohnya ampas kelapa, tepung gaplek, dan  jagung. Sumber protein contohnya tepung udang dan bungkil kedelai. Sumber mineral contohnya top mix dan Tepung cangkang telur. Sumber vitamin contohnya vitachicks. Bahan aditif contohnya cuka. .







DAFTAR PUSTAKA
Agus , B.  M. 1990. Beternak Sapi Potong.Kanisius.Yogyakarta.
Agus, A. 2007. Membuat Pakan Ternak Secara Mandiri. Citra Aji Pratama.Yogyakarta.
Alamsyah, S. dan Muhamad Y. K. 2012. Uji organoleptik, fisik dan kimia pakan buatan untuk ikan bandeng yang disubsitusi dengan tepung cacing tanah. J. Akuakultur indonesia 11 (2) : 124 – 131

Aminudin ,S. 1986. Beberapa Jenis dan Metoda Pengawetan Hijauan Pakan  Ternak Tropika.Universitas Jendral Soedirman.Purwokerto.

Anas, S dan Andy. 2010. Kandungan NDF dan ADF silase campuran jerami jagung dengan beberapa level daun gamal. J. Agrisistem 6 (2) : 77 - 81

Astuti, N. 2011. Pengaruh pemotongan terhadap kandungan nutrien rumput raja. J. agrisains 2 (3) : 8 - 16

Hargono, Abdullah dan I. Sumantri. 2008. Pembuatan kitosan dari limbah cangkang udang serta aplikasinya dalam mereduksi kolestrol lemak kambing. J. Reaktor 12 (1) : 53 – 57
Hartadi, H., Soedomo, R., Allen, D. F. 1990. Tabel Komposisi Pakan Untuk Indonesia. UGM Press. Yogyakarta.
Kushartono, B. 2000. Penentuan kualitas bahan baku pakan dengan cara organoleptik. Balai Penelitian Ternak, Bogor.

Lubis ,D. A. 1963. Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan Djakarta. Bogor.

Lubis, DA. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan, Jakarta.

Rahadianto, A., Osfar, S dan Irfan H. D. 2013. Efek penambahan beberapa sumber kalsium dalam pakan terhadap kualitas eksternal telur ayam petelur.

Rasyaf, M. 1992. Seputar Makanan Ayam Kampung. Kanisius, Yogyakarta.

Rasyaf, M. 1994. Makanan Ayam Broiler. Kanisius. Yogyakarta
Riyanto, E dan Endang P. 2009. Beternak Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rukmana. 2005. Budi Daya Rumput Unggul. Kanisius, Yogyakarta.

Samadi, 2012. Konsep ideal protein (asam amino) fokus pada ternak ayam pedaging. J. Agripet vol 12

Santoso, U. 1986. Limbah Bahan Ransum Unggas Yang Rasional. PT Bhratara Karya Aksara, Jakarta. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Press, Malang.

Siaka, I. M. 2009. Analisis bahan pengawet benzoat pada saos tomat yang beredar di wilayah Kota Denpasar.  J. Kimia 3 (2): 87-92

Sitous, J. P. P.A. 2009. Pemanfaatan pemberian tepung cangkang telur ayam Ras dalam ransum terhadap performans burung Puyuh umur 0 – 42 hari. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatra Utara, Medan (skripsi).

Sudarmono, A. S. 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Kanisius, Yogyakarta.

Suhaidi, I. 2003. Pengaruh Lama Perendaman Kedelai dan Jenis Zat Penggumpal Terhadap Mutu Tahu. Jurusan Teknologi Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Sunarso dan M. Christiyanto. 2011. Manajemen Pakan. Universitas Diponegoro, Semarang.

Supriyadi dan Musofie A. 2002. Hijauan Pakan dan Kegunaan Lainya Dilahan Kering, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Yogyakarta.

Susanti. 2008. Potensi kulit kacang tanah sebagai adsorben zat warna reaktif cibacronred. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.Insititut Pertanian Bogor, Bogor.

Sutama, I. K dan Budiarsana IGM. 2009. Panduan Lengkap Kambing Domba. Penebar Swadaya, Jakarta.

Swastawati, F., I. Wijayanti dan E. Susanto. 2008. Pemanfaatan limbah kulit udang menjadi edible coating untuk mengurangi pencemaran lingkngan. 4 (4) : 101 – 106

Syam, Z. Z., H. A. Kasim dan Hj. M. Nurdin. 2014. Pengaruh serbuk cangkang telur ayam terhadap tinggi tanaman Kamboja Jepang. J. E-Jipbiol (3) : 9 – 15
Tillman, A. D., Hartadi, H. Reksohadiprojo, S., Prawirokusumo, S. dan Lebdosoekojo, S.1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta. Gajah MadaUniversity press, Yogyakarta.
Tomaszewska, MW., Mastika, IM., Djajanegara, A., Gordina, S dan Wiradarya, TK.1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Sebelas
Maret University Press, Surakarta.
Uhi, H. T. 2006. Perbandingan suplemen katalik dengan bungkil terhadap penampilan domba. J. Ilmu ternak 6 (1) : 1 – 6


Winarno, F. G. dan A. Rahman. 1994. Protein Sumber dan Peranannya. Departemen Teknologi Hasil Pertanian.

1 komentar:

  1. Mohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa....
    Kami menjual Batu kapur/ Kapur Aktif / Cao / CaOH2 / Kalsium Oxide / kalsium hidroxie /Limestone/ Quick Lime / Batu gamping / Kapur bakar / Kapur tohor/ Kapur sirih/Cao/ Kalsium Hidroksida/ Kalsium Karbonat / CaCo3 / Kapur pertanian / Kaptan / Kapur padam /Zeolite / Bentonite / Dolomite dll.
    Tersedia mesh 80 s/d Mesh 800 dengan kemasan / packing karung / 25 kg , 50 kg , 500 kg , 1000 kg .

    Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :
    Asep 081281774186
    085793333234

    Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.
    Siap kirim ke seluruh kota di indonesia.
    Terimakasih

    BalasHapus