LAPORAN PRAKTIKUM
RANSUM RUMINANSIA

Disusun Oleh:
Kelompok 8A
Akbar Tri Hatma 23010113120007
RiloAjiPambudi 23010113120018
HardianRahmat H 23010113120032
DheriWijayanto 23010113120035
NunikItaVarianti 23010113120046
ChairulMuttaqin 23010113120048
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
Pakan adalah suatu hal yang sangat penting dalam usaha
peternakan selain faktor genetik dan faktor manajemen. Pakan yang dikosumsi
oleh ternak akan diserap kandungan nutrisinya, nutrisi tersebut akan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, reproduksi, maupun produksi. Kualitas
pakan yang baik akan meningkatkan produksi dari ternak tersebut.
Kecernaan merupakan kemampuan suatu bahan pakan untuk
dapat dimanfaatkan oleh tubuh seekor ternak, semakin tinggi nilai kecernaan
suatu bahan pakan maka bahan pakan tersebut mengandung nutrisi yang dapat
dicerna semakin banyak dalam saluran pencernaan. Kecernaan dapat diketahui
dengan menghitung selisih antara nutrien yang terdapat pada pakan yang
dikonsumsi oleh ternak dengan nutrien yang dikeluarkan melalui feses.
Tujuan dari
praktikum Ransum ruminansia adalah untuk mengetahui kecernaan bahan kering dan
kecernaan bahan organik pakan yang telah ditentukan. Manfaat dari praktikum ini
adalah dapat menghitung kecernaan dari suatu bahan pakan.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kambing
PE
Kambing
Peranakan Etawa (PE) meupakan jenis kambing hasil persilangan antra kambing
etawa dengan kambing lokal indonesia (Kambing kacang), yang memiliki ciri-ciri
seperti memiliki hidung melengkung ke atas, warna bulu hitam dan coklat,
kambing jantan memiliki bulu yang tebal, bobot badan kambing jantan dapat mencapai
40 g sedangkan bobot badan kambing betina dapat mencapai 35 kg (Suparman,
2007). Kambing PE merupakan jenis kambing perah yang mampu beranak 3 kali dalam
kurun waktu dua tahun, mamou memproduksi susu 0,5 sampai 2,5 liter/hari/ekor
(Sarwono, 2008).
2.2. Pakan Complete Feed
Pakan lengkap atau complete feed merupakan pakan
dengan susunan nutirisi komplit dengan mencampur semua bahan pakan yang terdiri
dari hijauan (limbah pertanian) dan konsentrat menjadi satu, tanpa
atau dengan sedikit tambahan rumput segar. Pakan lengkap disusun atas
campuran beberapa bahan pakan antara hijauan dan konsentrat yang mudah dicerna
dengan kandungan serat yang rendah, namun kandungan protein atau karbohidrat
sederhananya tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan produksi ternak
(Guntoro, 2008). Pakan komplit atau pakan lengkap sangat efisien penggunaannya
pada setiap musim, penggunaan pakan lengkap ini sangat membantu peningkatan
produksi ternak, baik pertambahan bobot badan, peningkatan produksi susu,
maupun anak kambing, contohnya adalah rumput gajah, jerami padi, dedak, bungkil
kedelai, tepung tulang, singkong, garam dan mineral (Syukur dan Suharno, 2014).
2.3. Konsumsi
Konsumsi merupakan jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang digunakan
untuk memenuhi segala kebutuhannya (Parakkasi, 1999 dalam Rahman, 2008). Faktor
yang mempengaruhi konsumsi adalah palatabilitas pakan, lingkungan tempat ternak
tersebut dipelihara, serta aroma dari bahan pakan, ternak akan menolak bahan
pakan tanpa merasakan terlebih dahulu karena tidak menyukai aromanya (Simanihuruk
et al., 2006). Penggunaan tepung ikan
pada ternak ruminansia harus dibatasi karena palatabilitasnya rendah yang
disebakan oleh aromanya yang sangat tajam (Marjuki, 2008).
2.4. Kecernaan In Vivo
Kecernaan in vivo merupakan pengukuran kecernaan
dari suatu bahan pakan yang diberikan kepada ternak, dimana nilai ini akan
menentukan jumlah nutrienyang didegradasi maupun diserap oleh saluran pencernaan
dalam tubuh seekor ternak (Anggorodi, 2004). Kecernaan in vivo merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menghitung
kecernaan dengan cara menghitung nutrien yang dikonsumsi oleh ternak dan nutrien
yang dikeluarkan melalui feses
(Basri, 2014).
(Basri, 2014).
MATERI DAN METODE
Praktikum Ransum Ruminansia dengan materi kecernaan bahan kering dan
kecernan bahan oranik dilaksanakan mulai hari Sabtu, 9 Mei 2015 sampai dengan
hari Minggu 17 Mei 2015 di kandang digesti, Fakultas Peternakan dan Pertanian,
Universitas Diponegoro, Semarang.
3.1 Materi
Materi
yang digunakan dalam praktikum ransum ruminansia adalah kambing kacang dengan
bobot 11, 63 kg. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kandang
panggung sebagai tempat pemberian perlakuan pada kambing, dua ember kecil
sebagai tempat air minum dan konsentrat, botol plastik untuk menampung urine, timbangan untuk menimbang ternak dan menimbang pakan, karung sebagai
tempat pakan, nampan untuk menjemur feses, alat
semprot untuk menyemprotkan HCL pada feses dan urine. Oven berfungsi untuk menghilangkan kadar air. Eksikator
berfungsi untuk mendinginkan suatu alat atau bahan setelah keluar dari oven
atau tanur. Crucible porcelain berfungsi sebagai tempat sampel, tanur listrik
berfungsi untuk memijarkan sampel,
dan alat tulis yang digunakan untuk mencatat hasil praktikum. Bahan yang
digunakan dalam praktikum adalah konsentrat dengan bahan pembuatnya adalah 48 %
jagung, 25 % bekatul, 1 % vitamin, 16 % bungkil kedelai, dan 10 % tepung ikan
sebagai pakan perlakuan, rumput gajah dan
daun gamal, serta HCL untuk disemprotkan pada urine dan
feses.
3.2 Metode
Metode yang digunakan pada praktikum
ini adalah menyiapkan kandang untuk tempat kambing, membuat ransum sebagai
pakan yang akan diberikan pada kambing, melakukan proses adaptasi pakan pada
kambing selama tiga hari, memberi pakan hijauan dan konsentrat setiap pagi,
siang, sore, dan malam hari, memberi air minum secara ad libitum, melakukan
koleksi feses dan urine pada hari ke empat hingga hari terakhir praktikum,
menyemprotkan HCL setiap dua jam sekali pada feses dan urin, melakukan
homogenisasi pada feses maupun urine, menganalisis
kadar bahan kering dan bahan organik yang terkandung dalam feses dan pakan
dengan analisis proksimat, menghitung tingkat daya cerna bahan
kering dan daya cerna bahan organik, mencatat hasil perhitungan pada lembar
data perhitungan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Konsumsi
Berdasarkan
Praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil bahwa :
Tabel 1.Konsumsi
Pakan Harian Kambing Peranakan Etawa Perhari
Hari Ke-
|
Bahan Pakan
|
Pemberian
|
Sisa
|
Konsumsi
|
---------------------------(g BK)--------------------------
|
||||
1.
|
Hijauan
|
245,15
|
33,15
|
211.,99
|
Konsentrat
|
285,48
|
140,50
|
144,98
|
|
2.
|
Hijauan
|
245,15
|
13,43
|
231,72
|
Konsentrat
|
285,48
|
72,85
|
212,63
|
|
3.
|
Hijauan
|
245,15
|
45,21
|
199,94
|
Konsentrat
|
284,48
|
80,66
|
204,82
|
|
4.
|
Hijauan
|
245,15
|
11,78
|
233,37
|
Konsentrat
|
284,48
|
201,21
|
84,27
|
|
5.
|
Hijauan
|
245,15
|
32,33
|
212,82
|
Konsentrat
|
284,48
|
176,06
|
109,42
|
|
6.
|
Hijauan
|
245,15
|
49,59
|
195,55
|
Konsentrat
|
284,48
|
183,00
|
102,48
|
|
Total
|
2144,00
|
|||
Rata-rata
|
357,33
|
|||
Sumber: Data
Primer Praktikum Ransum Ruminansia, 2015.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa konsumsi
merupakan hasil pengurangan dari jumlah pakan yang diberikan dengan sisa pakan.
Parakkasi (1999) dalam Rahman (2008) yang menyatakan bahwa konsumsi merupakan
jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.
Kambing nomor 3 dengan bobot badan sebesar 11,63 kg memiliki konsumsi bahan
kering sebesar 357,33 g BK/hari. Konsumsi
tersebut belum memenuhi kebutuhan bahan kering dari 3% bobot badannya, yaitu
356,97g BK/hari, sehingga kambing tersebut mengalami pertambahan bobot badan.
Konsumsi ditentukan oleh beberapa faktor seperti jenis ternak, umur ternak,
palatabilitas pakan dan nutrisi pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Simanihuruk
et al. (2006)bahwa yang konsumsi dipengaruhi oleh palatabilitas pakan
dan kondisi lingkungan. Marjuki (2008) menambahkan bahwa penggunaan tepung ikan
pada ternak ruminansia harus dibatasi karena palatabilitasnya rendah yang
disebakan oleh aromanya yang sangat tajam.
4.2. Kecernaan Bahan Kering dan Kecernaan Bahan Organik
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh
hasil bahwa :
Tabel 2. Hasil
KcBK dan KcBO kambing Kacang secara In
Vivo
No
|
Kecernaan Bahan Kerig
|
Kecernaan Bahan Organik
|
1.
|
75,85%
|
85,51%
|
Sumber:
Data Primer Praktikum Ransum Ruminansia, 2015.
4.2.1. Kecernaan bahan kering
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,
didapatkan hasil perhitungan kecernaan bahan kering adalah sebesar 75,85% dengan menggunakan ransum yang mengandung protein kasar sebesar 14, 56%
dan TDN sebesar 65,75%.Nilai kecernaan bahan kering tersebut berada di atas kisaran yang dilaporkan oleh Mamot et al. (2014) yaitu antara 57,96% -
73,76% dengan
ransum yang mengandung protein kasar antara 13% - 18,52% dan TDN sebesar 43,02%
- 79,82%.Tingginya nilai kecernaan bahan kering ini
disebabkan ransum perlakuan telah memenuhi kebutuhannya untuk keadaan basal
maupun produksi. Menurut Preston dan Leng (1987) dalam Septiani et al. (2013) kecernaan BK yang tinggi dapat
meningkatkan pertumbuhan ternak. Pemberian tepung ikan dalam ransum akan
dimanfaatkan sebagai sumber protein bagi
mikroorganisme dalam rumen untuk berkembang, sehingga proses pencernaan dengan
bantuan mikroba rumen sangat baik. Perlakuan
ransum ini mengacu pada tingkat palatabilitas ternak. Menurut Davies
(1982) dalam Dony et al. (2012) nilai
kecernaan pakan dipengaruhi oleh palatabilitas, konsumsi, kuantitas dan
kualitas ransum.
4.2.2 Kecernaan
bahan organik
Berdasarkan
hasil praktikum, dapat diketahui bahwa nilai kecernaan bahan organik sebesar 85,51%.
Nilai ini berada diatas kisaran normal yaitu sebesar 60,64 - 77,26%.Hal
ini sesuai dengan pendapat Mamot et al. (2014) menyatakan bahwa nilai
kecernaan bahan organik kambing sebesar 60,64 - 77,26% dengan ransum yang mengandung protein
kasar antara 13% - 18,52% dan kandungan TDN antara 43,02% - 79,82%. Tepung ikan
yang dicampurkan dalam konsentrat memiliki nutrien yang lebih mudah dicerna dan
langsung menuju ke usus halus untuk di serap, berbeda dengan hijauan yang harus
diproses dalam rumen untuk difermentasi terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan
pendapat Amirnawati (2004) yang menyatakan bahwa tingginya nilai kecernaan bahan organik dipengaruhi beberapa hal,
dintaranya yaitu terdapatnya unsur N yang berasal
dari pakan konsentrat dan legum, mengakibatkan semakin meningkatnya aktivitas
mikrobia sehingga semakin banyak pula enzim proteolitik yang dihasilkan untuk
memecah nutrien pakan dan kemudian dapat diserap oleh saluran pencernaan. Menurut Raharjo et al. (2013)banyaknya mikroba yang terdapat pada
saluran pencernan akan meningkatkan nilai kecernaan bahan organik pakan.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Kecernaan merupakan nutrien yang mampu diserap oleh saluran pencernaan, dapat
diperoleh dengan cara menghitung selisih antara nutrien yang dikonsumsi dengan nutrienyang
dikeluarkan melalui feses. Ransum yang dianalisis memiliki kecernaan bahan kering
dan bahan organik yang berada diatas normal. Ransum yang diberikan sudah
memenuhi kebutuhan hidup ternak baik kebutuhan basal maupun kebutuhan
produksinya.
5.2. Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum untuk koleksi
feses, feses benar-benar dibersihkan dari bulu kambing. Analisis proksimat praktikan lebih
berhati-hati dan teliti dalam setiap pengukuran dalam menganalisis kadar air, kadar
abu, sehingga data yang diperoleh valid.
Aminarwati, Afiana. 2004. Kombinasi Bungkil Kedelai
dan Tepung Ikan dalam Ransum Kelinci Jantan Muda yang Mengandung Ampas The
Terhadap Kecernaan dan Retensi Nitrogen. Fakultas Peternakan. Institut
Pertanian Bogor, Bogor. [Skripsi].
Anggorodi, R. 2004. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Basri. 2014. Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik
Ransum Komplit dengan Kandungan Protein Berbeda pada Kambing Marica Jantan.
Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin, Makasar. [Skripsi].
Dony,
R.F.P.A, F. Fathul dan Erwanto. 2012. Pengaruh imbangan hijauan berbanding
konsentrat terhadap kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik dan
kecernaan protein pada kambing pe jantan di lingkungan panas. J. Ilmiah
Peternakan 1 (3): 29-32.
Guntoro, S. 2008. Membuat Pakan Ternak dari Limbah
Perkebunan. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Mamot,
J. A., 2014. Penaruh penggunaan konsentrat dalam pakan rumput benggala (Panicum maximum) terhadap kecernaan bahan kering dan bahan
organik pada kambing lokal. J. Zootek 34 : 108 – 114.
Marjuki.
2008. Penggunan tepung ikan dalam pakan konsentrat dan pengaruhnya terhadap
pertambahan bobot badan kambing betina. Jurnal Ternak Tropika. 9 (2) :
90 – 100.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia.
UI Press. Jakarta. Dalam Rahman, D. K. 2008. Pengaruh Penggunaan Hidrolisat
Tepung Bulu Ayam dalam Ransum Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik
Serta Konsentrasi Amonia Cairan Rumen Kambing Kacang Jantan. Universitas
Sebelas Maret, Surakarta. [Skripsi].
Raharjo, A. T. W., Wardhana S dan Titin W. 2013. Pengaruh
imbangan rumput lapang – konsentrat terhadap kecernaan bahan kering dan bahan
organik secara in Vitro. J.
Ilmiah Peternakan 1 (3): 769-803.
Sarwono, B. 2008. Beternak Kambing
Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.
Septiani,
V., Muhtarudin dan Y. Widodo. 2013. Optimalisasi pemanfaatan limbah
agroindustri melalui suplementasi mineral ca dan mg organik terhadap kcbk dan
kcbo ransum kambing. J. Ilmiah Peternakan 1 (3): 201-205.
Simanihuruk, K. Wiryawan, K. G. dan
Ginting, S. P. 2006. Pengaruh taraf kulit buah markisa (Passiflora edulis Sims
f. edulis Deg) sebagai campuran pakan kambing kacang : I. konsumsi, kecernaan
dan retensi nitrogen. Jurnal Ilmu Ternak Veteriner 11 (2) : 97 – 105.
Suparman. 2007. Beternak Kambing.
Azka Press, Jakarta.
Syukur, A. dan B. Suharno. 2014. Bisnis Pembibitan
Kambing. Penebar Swadaya, Depok.
1.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN
TERNAK
Kebutuhan BK Pakan =
x 11,63 kg
=
0,4652 kg BK
Imbangan Hijauan : Konsentrat = 40 : 60
Kebutuhan Hijauan =
x 0,4652
=
0,8608 kg BK
Kebutuhan Konsentrat =
x 0,4652
=
0,27912 kg BK
BS Hijauan =
x 0,18608
=
0,9340 kg BS
BS Konsentrat =
x 0,27912
=
0,328 kg BS
2.
PERHITUNGAN ANALISIS BAHAN KERING PAKAN
a.
Pakan Kasar (Hijauan) : Rumput dan Legum
Tabel 3. Analisis BK Pakan Kasar Rumput
No
|
Berat
Crucible porcelain (g)
|
Berat
sampel (g)
|
Berat
setelah oven (g)
|
--------------------------------(g)-------------------------
|
|||
1
|
22,5152
|
1,0001
|
23,4320
|
2
|
19,0318
|
1,0007
|
19,9418
|
Rata-rata
|
20,7735
|
1,0004
|
21,6869
|
Rumus :
KA
Rumput 1
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 8,33%
KA
Rumput 2
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 9,06%
KA Rata-rata = 
= 8,70%
Kadar
Bahan Kering = 100% - KA rata-rata
= 100% -
8,70%
= 91,30%
Kadar
Bahan Kering (75%) = 91,30% x 
= 68,48%
Bahan
kering total =
x 100%
=
x 100%
= 27,54%
Bahan
kering rumput (75%) = 27,54% x 
=
20,66%
Tabel 4. Analisis BK Pakan Kasar Legum
No
|
Berat
Crucible porcelain
|
Berat
sampel
|
Berat
setelah oven
|
----------------------------(g)----------------------
|
|||
1
|
19,8019
|
1,0009
|
20,7176
|
2
|
18,3717
|
1,0004
|
19,2807
|
Rata-rata
|
19,0868
|
1,00065
|
19,99915
|
Rumus :
KA
Legum 1
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 8,51%
KA
Legum 2
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 9,14%
KA
Rata-rata = 
= 8,83%
Kadar Bahan Kering =
100% - KA rata-rata
= 100% -
8,83%
= 91,17%
Kadar
Bahan Kering (25%) = 91,17% x 
= 22,79%
Bahan
kering total =
x 100%
=
x 100%
= 22,79%
Bahan
kering legum (25%) = 22,79% x 
= 5,70%
Kadar bahan kering total hijauan = Kadar BK
rumput + Kadar BK legum
= 68,48% + 22,79%
= 91,27%
Bahan kering total hijauan = BK rumput (75%) + BK legume (25%)
=
20,66% + 5,70%
=
26,36%
b.
Konsentrat
Tabel 5. Analisis BK Konsentrat
No
|
Berat
Crucible Porcelain (g)
|
Berat
sampel (g)
|
Berat
setelah oven (g)
|
------------------------------------(g)---------------------------------
|
|||
1
|
22,7759
|
1,0009
|
23,6417
|
Rumus :
KA
Konsentrat
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 13,49%
Kadar
Berat Kering = 100% - KA rata-rata
= 100% - 13,49%
= 86,51%
3.
PERHITUNGAN ANALISIS BAHAN KERING SISA PAKAN
dan FESES
a.
Sisa Pakan : Rumput dan Legum
Tabel 6. Analisis BK Sisa Pakan Rumput
No
|
Berat
Crucible Porcelain
|
Berat
sampel
|
Berat
setelah oven
|
-----------------------------(g)------------------------
|
|||
1
|
22,6053
|
1,0003
|
23,4994
|
2
|
19,9008
|
1,0008
|
20,8089
|
Rata-rata
|
21,2530
|
1,00055
|
22,1542
|
KA sisa
pakan Rumput
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 10,61%
KA sisa
pakan Rumput 2
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 9,26%
KA sisa
pakan Rata-rata = 
=
9,94%
Kadar Bahan Kering =
100% - KA rata-rata
=
100% - 9,94%
=
90,06%
Kadar
Bahan Kering (75%) = 90,06% x 
= 67,54%
Bahan
kering total =
x 100%
=
x 100%
=
25,91%
Bahan
kering rumput (75%) = 25,91% x 
= 19,43%
Tabel 7. Analisis BK Sisa Pakan Legum
No
|
Berat
Crucible Porcelain
|
Berat
sampel
|
Berat
setelah oven
|
--------------------------------(g)--------------------------
|
|||
1
|
15,9567
|
1,0001
|
16,8749
|
2
|
20,7811
|
1,0001
|
21,7029
|
Rata-rata
|
18,3689
|
1,0001
|
19,2889
|
KA sisa
pakan Legum
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 8,19%
KA sisa
pakan Legum 2
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 7,83%
KA sisa
pakan Rata-rata = 
=
8,00%
Kadar Bahan Kering =
100% - KA rata-rata
=
100% - 8,00%
=92%
Kadar
Bahan kering (25%) = 92% x 
= 23%
Bahan
kering total =
x 100%
=
x 100%
=
31,87%
Bahan kering
legum (25%) = 31,87% x 
= 7,97%
Kadar
bahan kering total hijauan = Kadar BK rumput + Kadar BK legume
= 65,54% + 23%
= 90,54%
Bahan
kering total hijauan = Bk rumput
(75%) + BK legume (25%)
=
19,43% + 7,97%
=
27,4%
Tabel 8. Analisis BK Sisa Pakan Konsentrat
No
|
Berat
Crucible Porcelain
|
Berat
sampel
|
Berat
setelah oven
|
--------------------------------(g)--------------------------
|
|||
1
|
18,2833
|
1,0004
|
19,1522
|
2
|
20,0600
|
1,0008
|
20,9265
|
Rata-rata
|
20,1918
|
1,00006
|
20,0393
|
KA sisa
pakan Konsentrat 1
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 13,14%
KA sisa
pakan Konsentrat 2
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 13,41%
KA sisa
pakan konsentrat Rata-rata = 
= 13,275%
Kadar
Berat Kering =
100% - KA rata-rata
= 100% - 13,275%
=86,73%
b.
Feses :
Tabel 9. Analisis BK Feses
No
|
Berat
Crucible Porcelain
|
Berat
sampel
|
Berat
setelah oven
|
----------------------------(g)-----------------------
|
|||
1
|
22,2060
|
1,0005
|
23,1222
|
2
|
18,3947
|
1,0003
|
19,3084
|
Rata-rata
|
20,3003
|
1,0004
|
21,2153
|
Rumus
:
KA
Feses 1
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 8,42%
KA
Feses 2
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 8,66%
KA
Rata-rata = 
= 8,54%
Kadar
Berat Kering = 100% - KA rata-rata
= 100% - 8,54%
= 91,46%
Bahan
kering total =
x 100%
=
x 100%
= 40,25%
4.
PERHITUNGAN ANALISIS BAHAN ORGANIK PAKAN
a.
Pakan Kasar (Hijauan) : Rumput dan Legum
Tabel 10. Analisis BO Pakan Kasar Rumput
No
|
Berat
Crucible porcelain
|
Berat
sampel
|
Berat
setelah tanur
|
-----------------------------------(g)----------------------------
|
|||
1
|
22,5152
|
1,0001
|
22,6261
|
2
|
19,0318
|
1,0007
|
19,1403
|
Rata-rata
|
20,7735
|
1,0004
|
22,1565
|
Rumus :
Kadar
Abu Rumput 1 =
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 11,08%
Kadar
Abu Rumput 2 =
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 10,85%
Kadar
Abu Rata-rata = 
= 10,97%
Kadar
abu rata-rata (75%) = 10,97% x 
= 8,23%
Tabel 11. Analisis BO Pakan Kasar Legum
No
|
Berat
Crucible porcelain
|
Berat
sampel
|
Berat
setelah tanur
|
-----------------------------(g)-----------------------
|
|||
1
|
19,8019
|
1,0009
|
19,8987
|
2
|
19,3717
|
1,0004
|
19,4697
|
Rata-rata
|
19,5568
|
1,00065
|
19,1842
|
Rumus :
Kadar
Abu Legum 1
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 9,67%
Kadar
Abu Legum 2
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 9,79%
Kadar
Abu Rata-rata = 
=
9,73%
Kadar
abu rata-rata (25%) = 9,73% x 
= 2,43%
Kadar
abu total hijauan = K. Abu
rumput (75%) + K. abu legum (25%)
=
8,23% + 2,43%
=
10,66%
Konversi
Bahan Kering Hijauan =
x Kadar Abu total hijauan
=
x 10,66%
= 11,68%
BO Hijauan =
BK total hijauan –K. Abu total
hijauan
=
26,36% - 10,66%
=
15,70%
b.
Konsentrat
Tabel 12. Analisis BO Konsentrat
No
|
Berat
Crucible porcelain
|
Berat
sampel
|
Berat
setelah tanur
|
--------------------------------(g)-------------------------
|
|||
1
|
16,5688
|
1,0007
|
16,6692
|
2
|
22,7759
|
1,0009
|
22,8742
|
Rata-rata
|
19,6723
|
1,0008
|
19,7717
|
Rumus :
Kadar
Abu Konsentrat 1
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 10,03%
Kadar
Abu Konsentrat 2
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 9,82%
Kadar
Abu Rata-rata = 
=
9,92%
Konversi
Berat Kering =
x Kadar Abu rata-rata
=
x 9,92%
=
11,44%
BO
Konsentrat = % BK - K.Abu
=
86,51% - 11,44%
=
75,07%
5. ANALISIS BAHAN ORGANIK SISA PAKAN DAN FESES
Tabel 13. Analisis BO Sisa Pakan Rumput
No
|
Berat
Crucible Porcelain
|
Berat
sampel
|
Berat
setelah tanur
|
-----------------------------(g)-------------------------
|
|||
1
|
22,6053
|
1,0003
|
22,7378
|
Rumus :
Kadar
Abu Sisa pakan rumput
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 13,24%
Kadar
Abu (75%) = 13,24 x 
= 9,93%
Tabel 14. Analisis BO Sisa Pakan Legum
No
|
Berat
Crucible Porcelain
|
Berat
sampel
|
Berat
setelah tanur
|
--------------------------------(g)-------------------------
|
|||
1
|
15,9567
|
1,0001
|
16,0429
|
2
|
20,7811
|
1,0001
|
20,8652
|
Rata-rata
|
18,3689
|
1,0001
|
18,4540
|
Rumus :
Kadar
Abu Sisa pakan legum 1
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 8,61%
Kadar
Abu sisa pakan legum 2
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 8,40%
Kadar
Abu Rata-rata = 
= 8,51%
Kadar
Abu rata-rata (25%) = 8,51% x 
= 2,12%
Kadar
Abu total hijauan = K. Abu rumput
(75%) + K. Abu legum (25%)
=
9,93% + 2,12%
=
12,05%
Konversi
Bahan Kering Hijauan =
x Kadar Abu total hijauan
=
x 12,05%
= 13,30%
BO hijauan =
BK total hijauan –K. Abu total
hijauan =
27,4% - 12,05%
=
15,35%
Tabel 15. Analisis BO sisa pakan Konsentrat
No
|
Berat
Crucible Porcelain
|
Berat
sampel
|
Berat
setelah tanur
|
-----------------------------(g)------------------------
|
|||
1
|
18,2833
|
1,0004
|
18,3680
|
2
|
20,0600
|
1,0008
|
20,1360
|
Rata-rata
|
19,1716
|
1,0006
|
19,252
|
Rumus :
Kadar
Abu Sisa pakan konsentrat 1
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 8,46%
Kadar
Abu sisa pakan konsentrat 2
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 7,59%
Kadar
Abu Rata-rata = 
=
8,025%
Konversi
Berat Kering =
x Kadar Abu rata-rata
=
x 8,025%
=
11,56%
BO sisa
pakan konsentrat = %BK - K.Abu
=
86,73% - 11,56%
=
75,17%
c.
Feses :
Tabel 16. Analisis BO Feses
No
|
Berat
Crucible Porcelain
|
Berat
sampel
|
Berat
setelah tanur
|
------------------------------(g)-----------------------
|
|||
1
|
22,2060
|
1,0005
|
22,3684
|
2
|
18,3947
|
1,0003
|
18,5638
|
Rata-rata
|
20,3003
|
1,0004
|
20,4661
|
Rumus :
Kadar
Abu Feses 1 =
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 16,23%
Kadar
Abu Feses 2 =
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 16,90%
Kadar
Abu Rata-rata = 
= 16,56%
Konversi
Berat Kering=
x Kadar Abu rata-rata
=
x 16,56%
=
41,14%
BO Feses = BK% - K.Abu
= 40,25% - 16,56%
= 23,69%
Tabel 17. BK Konsumsi
Hari
ke-
|
Bahan
pakan
|
Pemberian
|
%BK
|
Pemberian
x %BK
|
Sisa
|
%BK
|
Sisa x
%BK
|
BK
Konsumsi
|
||
(g)
|
--(%)--
|
(g)
|
--(%)--
|
(g)
|
||||||
4
|
Hijauan
|
930
|
26,36
|
245,15
|
121
|
27,40
|
33,15
|
211,99
|
||
Konsentrat
|
330
|
86,51
|
285,48
|
162
|
86,73
|
140,50
|
144,98
|
|||
5
|
Hijauan
|
930
|
26,36
|
245,15
|
49
|
27,40
|
13,43
|
231,72
|
||
Konsentrat
|
330
|
86,51
|
285,48
|
84
|
86,73
|
72,85
|
212,63
|
|||
6
|
Hijauan
|
930
|
26,36
|
245,15
|
165
|
27,40
|
45,21
|
199,94
|
||
Konsentrat
|
330
|
86,51
|
285,48
|
93
|
86,73
|
80,66
|
204,82
|
|||
7
|
Hijauan
|
697,5
|
26,36
|
245,15
|
43
|
27,40
|
11,78
|
233,37
|
||
Konsentrat
|
330
|
86,51
|
285,48
|
232
|
86,73
|
201,21
|
84,27
|
|||
8
|
Hijauan
|
697,5
|
26,36
|
245,15
|
118
|
27,40
|
32,33
|
212,82
|
||
Konsentrat
|
330
|
86,51
|
285,48
|
203
|
86,73
|
176,06
|
109,42
|
|||
9
|
Hijauan
|
697,5
|
26,36
|
245,15
|
181
|
27,40
|
49,59
|
195,55
|
||
Konsentrat
|
330
|
86,51
|
285,48
|
211
|
86,73
|
183,00
|
102,48
|
|||
Total
|
2144,00
|
|||||||||
Rata-rata
|
357,33
|
|||||||||
Tabel 18. BO Konsumsi
Hari
ke-
|
Bahan
pakan
|
BK Pemberian (g)
|
BO
pemberian
|
BK x BO
pemberian
|
BK Sisa
|
BO sisa
|
Bk x BO Sisa
|
Bo Konsumsi
|
|||
(g)
|
---(%)--
|
(g)
|
--(%)--
|
(g)
|
|||||||
4
|
Hijauan
|
245,15
|
15,70
|
38,49
|
33,15
|
15,35
|
5,09
|
33,40
|
|||
Konsentrat
|
285,48
|
75,07
|
214,31
|
140,50
|
75,17
|
105,62
|
108,70
|
||||
5
|
Hijauan
|
245,15
|
15,70
|
38,49
|
13,43
|
15,35
|
2,06
|
36,43
|
|||
Konsentrat
|
285,48
|
75,07
|
214,31
|
72,85
|
75,17
|
54,76
|
159,55
|
||||
6
|
Hijauan
|
245,15
|
15,70
|
38,49
|
45,21
|
15,35
|
6,94
|
31,55
|
|||
Konsentrat
|
285,48
|
75,07
|
214,31
|
80,66
|
75,17
|
60,63
|
153,68
|
||||
7
|
Hijauan
|
245,15
|
15,70
|
38,49
|
11,78
|
15,35
|
1,81
|
36,68
|
|||
Konsentrat
|
285,48
|
75,07
|
214,31
|
201,21
|
75,17
|
151,25
|
63,06
|
||||
8
|
Hijauan
|
245,15
|
15,70
|
38,49
|
32,33
|
15,35
|
4,96
|
33,53
|
|||
Konsentrat
|
285,48
|
75,07
|
214,31
|
176,06
|
75,17
|
132,35
|
81,97
|
||||
9
|
Hijauan
|
245,15
|
26,36
|
245,15
|
49,59
|
15,35
|
7,61
|
30,88
|
|||
Konsentrat
|
285,48
|
86,51
|
285,48
|
183,00
|
75,17
|
137,56
|
76,75
|
||||
Total
|
846,16
|
||||||||||
Rata-rata
|
141,03
|
||||||||||
Tabel 19. Total Koleksi Feses
Hari
Ke
|
Berat
segar (g)
|
Berat
kering udara (g)
|
4
|
159
|
72
|
5
|
245
|
103
|
6
|
299
|
116
|
7
|
199
|
91
|
8
|
192
|
82
|
9
|
192
|
102
|
Rata-rata
|
214,33
|
94,33
|
6. ANALISIS PERTAMBAHAN BOBOT BADAN HARIAN
Tabel 20. Pertambahan Bobot Badan Harian
Hari
Ke
|
Bobot Awal
|
Bobot Akhir
|
------------kg---------------
|
||
1
|
151,63
|
12,02
|
PBBH = 
=
=
= 0,065 kg/hari
= 65 gram/hari
7.
PERHITUNGAN KECERNAAN BAHAN KERING
Rumus :
Kecernaan bahan kering
=
x100%
=
x100%
=
x100%
= 75,85%
7.
PERHITUNGAN KECERNAAN BAHAN ORGANIK
Rumus :
Kecernaan bahan organik
=
x100%
=
x100%
=
x100%
=
x100%
=85,51%
mohon maaf min rumusnya ndak kebaca, gambarnya pecah, atau apalah itu. terimakasih
BalasHapus